Ada Amoeba pada Sampel Makanan Pemicu Keracunan di Sleman

Intinya sih...
- Kepala Dinas Kesehatan DIY menyebut sampel makanan di Sleman tidak higienis berdasarkan hasil pengujian laboratorium.
- Hasil pemeriksaan menemukan amoeba pada hidangan hajatan yang diduga memicu keracunan massal.
- Beberapa orang selamat setelah menggoreng makanan yang dikonsumsi, namun masih ada korban dirawat di rumah sakit.
Yogyakarta, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Pembajun Setyaningastutie, menyebut sampel makanan yang memicu dugaan kasus keracunan di Dusun Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Sleman, tidak higienis berdasarkan hasil pengujian laboratorium.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 160 orang lebih diduga mengalami gejala keracunan usai menyantap hidangan hajatan warga di Dusun Krasakan, Sabtu (8/2/2025).
1. Ada temuan amoeba pada sampel makanan
Menurut Pembajun, hasil pemeriksaan laboratorium telah menemukan amoeba pada sampel hidangan hajatan pernikahan itu. Kendati, Pembajun enggan menyebut jenis makanan yang disajikan pada acara hajatan dan diduga memicu kasus keracunan massal ini.
"Yang kita tengarai kemarin terdeteksi bahwa di sana amoeba. Berarti ada masalah dengan kebersihan makanannya begitu," kata Pembajun, Selasa (11/2/2025).
Tapi, Pembajun juga tak menutup kemungkinan lain soal makanan yang sudah melewati batas waktunya ataupun proses pengangkutannya yang kurang higienis.
"Mungkin (makanan) dibuat sudah di malam hari kemudian tidak dipanaskan sampai pagi dikasihkan itu mungkin. Nah atau juga bisa jadi pengangkutannya juga mungkin," ucapnya.
2. Beberapa masih dirawat hingga semalam
Pembajun mengungkap, beberapa orang yang menyantap makanan ini selamat dari gejala keracunan lantaran menggorengnya usai dibawa pulang ke rumah.
"Jadi ada sekian persen hanya kecil yang ternyata terselamatkan memakan itu karena digoreng lagi terlebih dahulu menurut infonya begitu," tutur Pembajun.
Sejauh informasi yang ia peroleh, per Senin (10/2/2025) malam kemarin masih ada korban gejala keracunan yang dirawat di rumah sakit.
"Sampai kemarin malam masih, tapi kasusnya nggak kritis juga tapi ya kan karena dia dehidrasi dia lemes, kan gitu tetap perlu dipantau lagi," imbuhnya.
3. Picu kasus keracunan di lokasi lain
Pembajun juga tak menampik makanan ini memicu kasus dugaan keracunan lain di wilayah Mlati, Sleman dengan korban mencapai puluhan orang. Pembajun tak menyangkal bahwa makanan bersumber dari satu jasa boga atau jasa katering yang sama.
Menurutnya, otoritas di Sleman telah melaksanakan penyelidikan epidemiologi (PE) pada jasa boga penyuplai makanan di dua lokasi itu.
"Hasilnya hari ini, kalau memang lingkungannya yang kurang bersih ya dikasih teguran yang saya sayangkan ternyata penyedianya hanya satu itu berarti kan perlu evaluasi betul ini penyedianya, dipanggil, dievaluasi baik," kata Pembajun.