Kunjungi UNISA, Muslim Australia Belajar Nilai-Nilai Aisyiyah
Intinya Sih...
- Pimpinan Pusat Aisyiyah Yogyakarta menerima delegasi AIMEP untuk program pertukaran antar budaya dan agama.
- Delegasi AIMEP mengenal lebih dalam tentang latar belakang, visi, struktur, dan peran Aisyiyah dalam kebermanfaatan bagi masyarakat.
- Aisyiyah berperan dalam pendidikan, keperempuanan, sosial, dan keagamaan serta terinspirasi dari semangat teologi Al-Maun.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Pimpinan Pusat Aisyiyah menerima kunjungan delegasi Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia (AIMEP) di Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Rabu, (18/9/2024). Program ini merupakan program intensif pertukaran antarbudaya dan antaragama yang mempertemukan para penggerak perubahan Muslim, aktivis masyarakat dari Australia dan Indonesia.
Rektor Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, menyambut hangat peserta delegasi program pertukaran dan berharap pada forum ini bisa menjadi ajang silaturahmi antarumat Muslim.
"Kami berharap kunjungan ini dapat menjadi forum untuk membahas UNISA dan program pertukaran Muslim, bagaimana perkembangan Indonesia, komunikasi Muslim Australia dan pengenalan Indonesia," ujarnya.
Pada pertemuan ini, delegasi AIMEP juga mengenal Aisyiyah lebih jauh, seperti latar belakang berdirinya sebagai organisasi islam perempuan, visi, struktur, dan peran yang telah dilakukan untuk kebermanfaatan, sehingga peserta delegasi mendapatkan pemahaman yang mendalam.
1. Peran Aisyiyah dalam kegiatan sosial
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Dr. Tri Hastuti Nur Rachimah, mengatakan bahwa Aisyiyah sudah cukup lama berdiri dan berperan bagi negara Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan, keperempuanan, sosial dan keagamaan.
"Aisyiyah merupakan organisasi otonom dari Muhammadiyah dan sudah berdiri lebih dari 100 tahun, kita berperan untuk memberikan pencerahan pembebasan, pemberdayaan, serta membangun peradaban masyarakat yang memperjuangkan hak-hak perempuan berdasarkan Islam progresif," ucap dia.
2. Latar belakang gerakan Aisyiyah
Tri Hastuti menjelaskan, latar belakang berdirinya Muhammadiyah dan Aisyiyah terinspirasi dari nilai dakwah semangat teologi Al-Maun yang menjadi landasan bagi gerakan amal dan khidmat sosial.
"Semangat teologi Al-Maun adalah dasar nilai untuk memberikan pelayanan masyarakat dan memperjuangkan hak-hak umat yang terpinggirkan, seperti orang miskin, korban kekerasan seksual, anak yatim sehingga ini menjadi alasan kami untuk dapat memberikan mereka pendidikan terhadap ilmu agama dan ilmu umum," jelas dia.
Baca Juga: Perwakilan Pertukaran Muslim Australia-Indonesia Kunjungi Unisa
3. Sebagai program penyambung silaturahmi antarumat Muslim dunia
Salah satu peserta delegasi AIMEP asal Australia, Ruhi Mekani, mengatakan bahwa lewat program ini, mereka mendapatkan pengetahuan yang banyak dengan perbedaan budaya yang ada.
"Aku rasa ini pengalaman pertukaran yang mahal dari sebuah kultur Australia dan Indonesia. Jadi kita bisa belajar dari komunitas yang ada, aku pikir program seperti ini tentu sangat penting untuk membentuk jejaring komunitas internasional", kata dia kepada IDN Times.
Melalui Program Australia-Indonesia Muslim Exchange Program (AIMEP), peserta delegasi dapat mengenal perbedaan budaya dan belajar bersama dalam membangun komunitas Muslim yang lebih berkualitas.
Baca Juga: Jokowi ke Sleman, Hadiri Harlah Ponpes Ora Aji Gus Miftah
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.