Warga Padukuhan Jidog, Gilangharjo Pandak Bantul, Eko Sutrisno Aji. IDN Times/Daruwaskita
Sementara, Anggota Komisi D DPRD Bantul, Eko Sutrisno Aji, mengatakan subsidi minyak goreng bagi masyarakat miskin Rp300 ribu memang sangat dibutuhkan. Apalagi saat bulan Ramadan dan Lebaran yang biasanya terjadi kenaikan harga kebutuhan pokok.
Namun demikian politisi PPP tidak optimis uang yang diterima secara tunai itu digunakan untuk membeli minyak goreng semuanya. Termasuk BPNT senilai Rp200 ribu per KPM akan dibelanjakan sembako.
"Kan tidak ada sanksinya jika uang Rp 500 ribu itu dibelikan sesuai dengan peruntukannya. Kalau meringankan beban masyarakat miskin saya sepakat. Apalagi ini mau Lebaran," ujarnya.
Penerima subsidi minyak goreng yang datanya sama persis dengan penerima BPNT juga perlu dipertanyakan. Pasalnya, di lapangan banyak penerima BPNT yang mencairkan BPNT untuk membeli sembako di e-warung menggunakan sepeda motor baru dan para KPM tidak malu untuk mencairkan BPNT.
"Pertanyaannya, sekarang kenapa PKM yang sudah tidak lagi miskin ini masih tetap saja menerima BPNT. Ini kembali lagi ke update data penerima BPNT yang perlu diverifikasi ulang. Kalau penerima BPNT tidak berkurang berarti program BPNT ini kan bisa dikatakan gagal. Jumlah masyarakat miskin tak berkurang," tegas Eko yang juga Ketua DPC PPP Bantul ini.