Pedagang menata barang dagangannya di los Teras Malioboro 2. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Kepala Balai Layanan Bisnis dan UMKM DIY, Hellen Phornica menambahkan, sebuah terobosan baru yakni program digitalisasi bagi para pelaku UMKM di Teras Malioboro diluncurkan pada 2024 ini.
"Sehingga tenant tidak hanya sebagai referensi kunjungan wisata, tetapi dapat terjadi transaksi secara digital melalui Teras Mobile," kata Hellen.
Hellen turut menjamin di Teras Malioboro tidak akan ada pedagang yang menjajakan dagangannya dengan cara getok harga alias nuthuk.
"Sebab semua tenant sudah menggunakan fasilitas QRIS. Jadi tidak ada lagi istilah harga nuthuk," klaim Hellen.
Slamet Santoso, salah satu perwakilan pedagang Teras Malioboro mengaku mengapresiasi dengan adanya Festival Teras Malioboro ini. Keberadaan mereka terasa menjadi lebih diakui lewat acara ini.
"Saat kami jualan di lorong Malioboro itu ilegal. Tidak diakui pemerintah. Setelah pindah kami mengurus legalitas melalui Dinas Koperasi dan UKM DIY. Secara eknomi pedagang teras Maliobiro meningkat. Kami berharap event ini nantinya mendapat respon positif dari masyarakat," ucap Slamet.