Bantul, IDN Times - Belasan warung makan yang berada di objek wisata Kebun Buah Mangunan, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul terbakar pada Selasa (30/9/2015) sekitar pukul 21.30 WIB. Akibat kejadian tersebut, seluruh bangunan warung makan semi permanen ludes terbakar dan para pemiliknya mengalami kerugian hingga Rp600 juta.
11 Warung Terbakar, Obwis Kebun Buah Mangunan Bantul Kembali Buka

Intinya sih...
Kebun Buah Mangunan ditutup selama satu hari setelah kebakaran
Pada Kamis (2/10/2025), objek wisata Kebun Buah Mangunan kembali dibuka untuk umum
Kerugian pemilik warung makan yang terbakar mencapai Rp600 juta
1. Kebun Buah Mangunan sempat ditutup selama satu hari
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, mengatakan sehari setelah kebakaran, tepatnya Rabu (1/9/2025), objek wisata Kebun Buah Mangunan sempat ditutup. Penutupan dilakukan agar pemilik warung bisa membersihkan puing-puing sisa kebakaran.
"Hari Rabu seluruh warung makan yang terbakar sudah berhasil dibersihkan," ungkapnya, Jumat (3/10/2025).
2. Sejak Kamis (2/10/2025) objek wisata Kebun Buah Mangunan kembali dibuka
Pada Kamis (2/10/2025), objek wisata Kebun Buah Mangunan kembali dibuka untuk umum meski aktivitas warung milik warga sekitar belum berjalan.
"Saat ini pemilik warung makan bersama dengan Ketua RT dan dukuh setempat sedang berembug untuk pembangunan kembali warung makan yang ludes dilalap api," tuturnya.
3. Kerugian pemilik warung makan yang terbakar mencapai Rp600 juta
Ketua Pedagang Kebun Buah Mangunan, Suyadi, mengungkapkan kebakaran diduga berasal dari salah satu warung yang ditinggal pemiliknya sejak siang hari.
"Kondisi listrik sempat mati sejak sore. Tapi dugaan sementara penyebab kebakaran itu dari kompor gas yang lupa dimatikan," ujarnya.
Ia menjelaskan, api pertama kali muncul dari salah satu warung di bagian tengah lalu cepat merambat ke warung lain akibat hembusan angin.
"Api merambat cepat dan membakar 11 warung makan yang terbuat dari kayu dan bambu," tuturnya.
Akibat kejadian ini, total kerugian diperkirakan mencapai Rp600 juta, angka yang merupakan akumulasi dari kerugian 11 pedagang dengan aset dan modal berbeda.
"Saya sudah minta data masing-masing warung, totalnya sekitar Rp600 juta," ungkapnya.
"Ada rencana menyediakan tenda-tenda sebagai pengganti warung sementara. Kalau bangunan permanen butuh waktu karena harus menyiapkan anggaran dan lokasi yang tepat," tambahnya.