Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah, Siti Rofiah. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Mengisi Kelas Offline mengenai pengembangan karakter dan kompetensi memimpin, Siti Rofiah, menyampaikan pentingnya kemampuan berpikir kritis bagi seorang pemimpin. “Seringkali, kita menyimpulkan suatu hal tanpa melihat fakta. Berpikir kritis melatih kita untuk mencerna, berefleksi, dan membuat keputusan yang berkualitas sehingga adil bagi semua pihak," ujar Siti yang juga pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah ini.
Siti mengungkapkan antusiasmenya terhadap program Salaam Summit. Program ini dinilainya memberikan ruang bagi orang muda untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang esensial tersebut.
Tak hanya Siti, kolumnis dan aktivis Kalis Mardiasih juga ikut berpartisipasi dalam Salaam Summit 2023 sebagai moderator. Kalis memuji hadirnya ruang bagi orang muda untuk memahami toleransi. “Melalui Salaam Summit, orang muda dapat belajar bahwa tasamuh (toleransi) bukan sekadar membiarkan perbedaan, tetapi lebih tentang sifat proaktif dari semua pihak yang terlibat untuk saling memahami dan peduli," ujar Kalis.
Salaam Summit 2023 ini juga mendapatkan dukungan perhatian dari Muslim Council of Elders (MCE) yang merupakan badan independen lintas negara yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat muslim yang damai, moderat, dan toleran.
“Indonesia akan senantiasa menjadi sumber inspirasi bagi banyak bangsa dalam hal koeksistensi, saling mencintai, persaudaraan manusia, dan akan terus menumbuhkan spirit penuh harapan. Masyarakat Indonesia dikenal dengan sikap rendah hati, suka berbuat baik, dan terbuka untuk semua kalangan. Karena itulah di Indonesia tumbuh berbagai agama, budaya, dan masyarakat," kata General Secretary of the Muslim Council of Elders (MCE), H.E. Judge Mohamed Abdelsalam.
Rangkaian Kelas Offline Salaam Summit diakhiri dengan kunjungan peserta ke dua lokasi kelompok keagamaan berbeda. Kedua lokasi tersebut adalah lokasi Penghayat Kepercayaan Sapta Darma dan Seminari Kolese St. Ignatius Yogyakarta. Melalui kunjungan ini, peserta akan mendapatkan pengalaman dialog antar iman dan antar budaya yang dapat memperkaya wawasannya terkait keberagaman di Indonesia. Ini sejalan dengan misi Indika Foundation yakni mewujudkan Indonesia yang damai dengan menciptakan ruang interaksi antar kelompok berbeda.