Ilustrasi Pilkada. (IDN Times)
Dalam situasi darurat ini, para Guru Besar UGM menyatakan sikap, menolak berbagai bentuk praktik pemilihan pemimpin di tingkat nasional dan daerah yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat. Menolak penggunaan instrumen politik yang menggunakan intimidasi, pengerahan aparat negara, penyebaran uang dan material, dan cara-cara tak terpuji lainnya yang mencederai berjalannya proses demokrasi yang beradab.
“Kita ingin mendorong dan menuntut penyelenggaraan Pilkada yang bermartabat dan berkeadilan sesuai kaidah hukum yang benar dan adil,” katanya.
Selain itu, para Guru Besar juga menyerukan agar para elite politik tidak menggunakan legitimasi palsu melalui proses pembuatan peraturan perundangan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi yang bermartabat dan kedaulatan rakyat. Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus tetap menjaga marwah dan prinsip sebagai penyelenggara Pilkada dengan berpegang teguh pada kesepakatan konstitusional. Termasuk di antaranya Keputusan Mahkamah Konstitusi.
Terakhir, para Guru Besar UGM mengajak semua lapisan masyarakat sebagai subjek demokrasi untuk berkonsolidasi dan berpartisipasi aktif untuk menyelamatkan demokrasi Indonesia, dengan menyampaikan seruan-seruan yang tetap memelihara keadaban serta mencegah tindakan kekerasan yang justru mencederai proses demokratisasi yang telah berjalan.
Dari daftar lebih dari 100 Guru Besar UGM yang sudah mendukung penyampaian pernyataan sikap ini, terdapat nama Guru Besar Fakultas Pertanian Prof. Masyhuri, Guru Besar Fakultas Filsafat Prof. Lasiyo. Kemudian, Guru Besar Fakultas Psikologi Prof. Koentjoro, Guru Besar Fakultas Biologi Prof. Endang Semiarti, Guru Besar Fakultas Peternakan Prof. Ambar Pertiwiningrum.
Selanjutnya, terdapat pula Guru Besar Fakultas Teknik Prof. Wiendu Nuryanti, Guru Besar FIB Prof. Faruk, Guru Besar FK-KMK Prof. Yodi Mahendradhata. Lalu, Guru Besar FEB Prof. Ainun Naim, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Prof. Teguh Budi Pitoyo, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Prof. Eni Harmayani, Guru Besar Fakultas Teknik Prof. Selo, dan Guru Besar Fisipol UGM Prof. Sofian Effendi.