1.000 Penerima PKH di DIY Lulus, Kini Jalankan Usaha Mandiri
- Penerima PKH di DIY lulus dan diarahkan untuk mandiri secara sosial dan ekonomi.
- Kolaborasi dengan perguruan tinggi untuk pemberdayaan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
- Para alumni PKH dianggap sebagai lulusan 'sekolah kehidupan' dengan semangat dan optimisme tinggi untuk mandiri.
Sleman, IDN Times - Sebanyak 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di DIY resmi dinyatakan lulus atau graduasi dari kepesertaan program bantuan sosial, di Auditorium Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (GSP UGM), Kamis (17/7/2025). Mereka resmi dinyatakan lulus setelah dinilai telah mandiri secara sosial dan ekonomi.
Momentum ini ditandai dalam kegiatan bertajuk ‘Berani Graduasi: Siap Wujudkan Generasi Emas Indonesia’. “Graduasi ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan kemandirian. Bantuan sosial adalah jembatan, bukan tali yang mengikat. Yang hadir hari ini adalah mereka yang berani mengambil langkah menuju masa depan yang lebih baik,” ujar Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul.
Gus Ipul menegaskan bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) bukanlah identitas tetap, melainkan hak sementara yang diberikan pemerintah. Para penerima PKH didorong agar tidak bergantung pada bantuan, tetapi berproses menjadi pelaku usaha mandiri melalui program pemberdayaan seperti bantuan modal, pelatihan kewirausahaan, dan pendampingan.
1. Penerima PKH agar tidak bergantung pada bantuan
Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih, menyampaikan proses graduasi dilakukan lewat evaluasi ketat sejak 2007. Keluarga yang dinyatakan lulus diarahkan mengikuti program pemberdayaan ekonomi.
“Graduasi ini adalah awal dari fase pemberdayaan. Mereka tidak lagi menerima PKH, tetapi akan mendapat dukungan pelatihan, peningkatan kapasitas, dan akses permodalan agar usahanya berkembang,” ujar Endang.
Endang menambahkan, kolaborasi dengan 16 perguruan tinggi menjadi bagian dari strategi nasional pengentasan kemiskinan berbasis data tunggal kesejahteraan sosial. Pemda DIY berkomitmen mendampingi keluarga graduan dengan menggandeng berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan dan usaha, guna mempercepat penurunan angka kemiskinan.
2. Kolaborasi untuk pengentasan kemiskinan
Rektor UGM, Ova Emilia, menyampaikan dukungan penuh dari perguruan tinggi untuk terlibat aktif dalam upaya sosial pemerintah. Kolaborasi ini dinilai sebagai bentuk nyata hilirisasi inovasi dan pengabdian kepada masyarakat. “Kami percaya peran perguruan tinggi sangat strategis dalam pengentasan kemiskinan berbasis keilmuan. MoU ini adalah awal keterlibatan aktif kami bersama Kemensos dan Pemda DIY,” ungkapnya.
Para KPM yang telah lulus menjalankan berbagai usaha mandiri di sektor peternakan, perdagangan dan jasa, makanan dan minuman, kerajinan, menjahit, hingga pertanian. Mayoritas telah mengikuti PKH selama lebih dari lima tahun dan kini memiliki penghasilan di atas Upah Minimum Kabupaten/Kota.
3. Lulusan sekolah kehidupan
Direktur Pemberdayaan Masyarakat Kemensos, Mira Kurniasih, dalam laporannya menyebut para alumni PKH ini layak disebut sebagai lulusan ‘sekolah kehidupan’. Mereka berasal dari berbagai latar pendidikan dari tidak tamat SD hingga sarjana namun menunjukkan semangat dan optimisme tinggi untuk mandiri.
Kegiatan ini juga mengusung lima nilai utama dalam proses graduasi, yakni: Berani Memulai, Mandiri Melangkah, Buka Ruang Baru, Jadi Inspirasi, dan Ciptakan Cerita Baru. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat menjadi semangat bersama bagi KPM lainnya untuk turut menyusul menuju kemandirian.