European Higher Education Fair (EHEF) 2025 yang digelar GIK UGM, 6 November 2025. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, menyampaikan bahwa sejak perdana digelar pada tahun 2008, EHEF telah membuktikan komitmen Uni Eropa dalam mendukung mahasiswa Indonesia yang bermimpi mengejar pendidikan di Eropa. Pada tahun-tahun sebelumnya, pameran ini menarik total lebih dari 6 ribu pengunjung.
"Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia bangga telah menjadi tuan rumah EHEF sejak 2008. EHEF menunjukkan komitmen Tim Eropa untuk mendukung mahasiswa Indonesia dalam mewujudkan keinginan mereka untuk belajar di Eropa dan mewujudkan misi institusi pendidikan tinggi Indonesia dalam menjalin kemitraan dengan institusi pendidikan tinggi Eropa," ujar Denis.
Menurut Denis, EHEF tidak hanya sebagai ajang promosi kampus semata, namun juga demi memperkuat hubungan kemitraan antara lembaga pendidikan Indonesia dan lembaga pendidikan di Eropa.
Menurutnya, pendidikan memainkan peran penting dalam strategi global Uni Eropa, khususnya membangun dunia yang lebih kuat dan berkelanjutan. Selain itu, pendidikan juga memantik inovasi, pengembangan keterampilan, dan pemahaman budaya lintas negara yang berkontribusi pada pertumbuhan berkelanjutan serta transformasi digital di seluruh dunia.
"Dengan berinvestasi dalam kemitraan dan peluang pendidikan, EU (Uni Eropa) berkomitmen untuk memberdayakan generasi pemimpin global berikutnya dan berkontribusi pada masa depan yang lebih terhubung, sejahtera, dan tangguh," imbuh Denis dalam keterangannya.
Dalam EHEF 2025, sebanyak 80 institusi pendidikan tinggi Eropa akan hadir, yang berasal dari Belgia, Jerman, Irlandia, Spanyol, Prancis, Italia, Latvia, Hongaria, Belanda, Austria, Polandia, Rumania, Slovakia, Finlandia, Swedia, serta Uni Eropa dan Indonesia yang diwakili oleh LPDP dan Beasiswa Garuda.
Pada acara tersebut, pengunjung bisa menjelajahi berbagai program studi mulai dari ilmu sosial hingga sains terapan, atau mencari informasi mengenai peluang beasiswa.
Mengacu data tahunan, lanjut Denis, Uni Eropa dan negara-negara anggotanya memberikan lebih dari seribu beasiswa bagi pelajar dan akademisi Indonesia melalui program Erasmus+ serta skema beasiswa masing-masing negara. Totalnya, setiap tahun lebih dari 4 ribu pelajar dan peneliti dari Indonesia berangkat belajar di Eropa.
EHEF ke-17 ini akan memiliki tema baru seiring dengan peluncuran inisiatif '1,000 Green Engineering', sebuah situs yang menyajikan informasi terkait program teknik hijau, pelatihan vokasi, dan kursus teknologi berkelanjutan di berbagai universitas di Eropa.
Tujuan Uni Eropa dengan inisiatif tersebut adalah untuk menyiapkan calon insinyur hijau dari Nusantara. Misi inisiatif ini adalah menciptakan jawaban atas beragam tantangan global, macam perubahan iklim dan ekonomi sirkular.