Gangguan Mata Efek Gawai, Fasyankes Perlu Diperkuat dengan Optometris

Tren aktivitas daring bikin kasus naik tajam

Yogyakarta, IDN Times - Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia (IROPIN) mendesak pemerintah agar semua fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Indonesia diperkuat agar bisa melayani pemeriksaan mata masyarakat sejak usia dini.

Ketua IROPIN, Nova Joko Pamungkas, mengatakan penguatan layanan pemeriksaan mata diperlukan sebagai upaya deteksi dini gangguan penglihatan, skrining, promotif, dan preventif.

"Kalau gak ada support dari kebijakan oleh pemerintah akan membahayakan generasi penerus kita, mereka terancam mengalami kebutaan. Di mana sekarang eranya gadget. Bayi aja kalau dia nangis dikasih gadget (gawai), diam," kata Nova di Hotel Tentrem, Kota Yogyakarta, Jumat (22/9/2023) malam.

1. Kelainan refraksi naik tajam, meroket efek samping penggunaan gadget

Gangguan Mata Efek Gawai, Fasyankes Perlu Diperkuat dengan OptometrisAlat pemeriksaan mata. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Nova menjelaskan, hasil pengumpulan data sementara pada tahun 2023 mendapati bahwa dari rata-rata seribu anak yang mengikuti skrining didapati 350 sampai 400 anak terindikasi mengalami gangguan penglihatan imbas kelainan refraksi. Mereka sudah perlu mengenakan kacamata.

Nova merinci, persentase gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi pada anak usia sekolah mencapai 35 sampai 40 persen. Dibandingkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2012 dengan prevalensi 24,7 persen, ada peningkatan yang cukup signifikan.

Hasil analisa IROPIN juga menemukan lonjakan kasus kelainan refraksi sejak pandemi COVID-19 melanda. Alternatif pembelajaran jarak jauh dibarengi kemunculan berbagai tren aktivitas daring lainnya menggunakan gadget dianggap sebagai pemicu utama. Ini adalah hasil temuan IROPIN lewat penapisan di sejumlah wilayah tahun 2023.

Seluruh hasil pendataan ini, menurut Nova, nantinya akan diserahkan kepada Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes sebagai acuan perancangan dan pelaksanaan kebijakan untuk meredam kasus akibat keterlambatan penanganan.

"Kami berharap bisa terdeteksi dari awal sehingga anak yang mengalami refraksi tidak sampai mengalami kebutaan. Ini juga membantu anak dalam mengembangkan potensi akademiknya," ujar Nova.

2. 45 optometris per 1 juta penduduk

Gangguan Mata Efek Gawai, Fasyankes Perlu Diperkuat dengan OptometrisAlat pemeriksaan mata. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

IROPIN berpandangan, profesi optometris memiliki peranan penting dalam upaya deteksi dini dan menjaga kualitas penglihatan pada anak. Optometris sendiri adalah profesi perawatan kesehatan melibatkan pemeriksaan mata dan sistem visual yang berlaku untuk cacat atau kelainan, serta diagnosis medis dan manajemen penyakit mata lainnya.

"Harapan kami pemerintah membuka formatur optometris di puskesmas. Saat ini belum ada formatur itu, karena kita tahu di puskesmas 9 organisasi profesi yang di situ itu (optometris) nggak masuk di sana. Padahal ini menyangkut indra penglihatan, hak dasar untuk melihat," kata Nova.

Menurut Nova, kebutuhan optometris di Indonesia masih sangat besar atau sebanyak 0,045 per seribu penduduk berdasarkan kesepakatan IROPIN dan Dirjen Tenaga Medis Kemenkes.

"Artinya, kalau dalam suatu daerah misalkan berjumlah 1 juta penduduk, dengan adanya kesepakatan IROPIN dengan pemerintah, harus ada 45 optometris di situ. Optometris yang ada di situ bisa bekerja di puskesmas, RS, atau klinik mata," kata Nova.

Baca Juga: 466 Formasi Guru PPPK di Bantul, Baru 150 GTT yang Penuhi Syarat

3. Pecahkan rekor MURI

Gangguan Mata Efek Gawai, Fasyankes Perlu Diperkuat dengan OptometrisPemecahan rekor MURI program 50 ribu bingkai kacamata IROPIN. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Sebagai bentuk kontribusi IROPIN dalam perawatan dan pemeliharaan penglihatan, Departemen Pengabdian Masyarakat Pengurus Pusat IROPIN melaksanakan program 50 ribu bingkai kacamata.

Sebanyak 50 ribu bingkai kacamata merupakan donasi dari OneSight EssilorLuxottica Foundation, di mana dengan jumlah itu rekor baru Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) berhasil dipecahkan. Rekor sebelumnya mencapai 30 ribu donasi pada tahun 2015.

Penyerahan penghargaan oleh MURI kepada IROPIN dan OneSight EssilorLuxottica Foundation berlangsung Jumat (22/9/2023) malam di Hotel Tentrem pada Pertemuan Ilmiah Tahunan pertama (PIT) IROPIN 2023. Pada acara itu, hadir perwakilan Kemenkes, Kepala Dinas Kesehatan Pemda DIY bersama dengan lebih dari 1.100 optometris di Indonesia.

Pengumpulan data menyangkut kualitas penglihatan pada anak usia sekolah membarengi program bantuan 50 ribu bingkai kacamata ini. "Hingga kini telah tersalurkan sebanyak 17 ribu unit bingkai kacamata," kata Nova.

Baca Juga: Pemda DIY Membutuhkan 110 Tenaga Teknis, Yuk Daftar!

Tunggul Kumoro Damarjati Photo Community Writer Tunggul Kumoro Damarjati

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya