Tari Edan-edanan Asal Yogyakarta Tampil di Jakarnaval 2019

Ditampilkan oleh para staf dan pegawai pemerintah

Jakarta, IDN Times - Parade Jakarta Karnaval (Jakarnaval) 2019 dalam rangka hari ulang tahun (HUT) Provinsi DKI Jakarta ke 492 tahun 2019, Minggu (30/6) dimeriahkan oleh pertunjukkan kebudayaan dari berbagai daerah. Mulai dari ondel-ondel, pencak silat, reog Ponorogo, dan lain sebagainya.

Sebagai gudangnya seni dan budaya, Kota Yogyakarta pun ikut meramaikan acara bertemakan "Wajah Baru Jakarta" ini. Adalah Tari Edan-edanan yang ditampilkan oleh Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Jika 'edan' dalam Bahasa Indonesia berarti 'gila', lantas bagaimanakah tarian ini mampu meramaikan para pengunjung Jakarnaval 2019?

1. Gerakan non pakem pengusir roh jahat

Tari Edan-edanan Asal Yogyakarta Tampil di Jakarnaval 2019kec-banguntapan.bantulkab.go.id

Joko Susilo, salah satu koordinator penari menjelaskan bahwa tari edan-edanan ini merupakan salah satu bentuk kesenian yang berkembang di Kota Yogyakarta.

Tarian ini, lanjut Joko, kerap kali muncul kala acara pernikahan adat Yogyakarta. Umumnya dilakukan sepasang penari yang mengenakan kebaya hijau dan berdandan menor mirip badut.

Adapun maknanya, yakni mengusir roh-roh jahat. Soal gerakan, bisa dibilang sesuai arti dari edan itu sendiri, jadi hampir tidak ada pakem tertentu.

Di acara Jakarnaval 2019 ini sendiri, jumlah penarinya diperbanyak. “Total penari delapan orang atau empat pasang laki-laki dan perempuan,” ujar Joko seperti dikutip dari Antara, Minggu.

Baca Juga: Anies Mendadak Naik ke Atas Reog Ponorogo di Jakarnaval 2019

2. Dimainkan oleh staf dan pegawai

Tari Edan-edanan Asal Yogyakarta Tampil di Jakarnaval 2019ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Dalam parade ini, rombongan penampil dari Badan Penghubung Yogyakarta di Jakarta terbagi menjadi tiga kelompok barisan.

Pada bagian depan adalah tempatnya para penari. Lalu di tengah ada para pemusik dan posisi buntut menampilkan para prajurit Kasultanan Yogyakarta.

Seluruh partisipan Jakarnaval ini, sebagaimana Joko terangkan, merupakan staf dan pegawai kantor Badan Penghubung Yogyakarta di Jakarta. “Ini pertama kalinya kami mengikuti Jakarta Karnaval untuk menampilkan kebudayaan Yogyakarta,” akunya.

3. Panggung bagi semua budaya, bahkan asing sekalipun

Tari Edan-edanan Asal Yogyakarta Tampil di Jakarnaval 2019ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Acara Jakarnaval 2019 nampaknya tak hanya jadi panggung bagi kesenian dan budaya lokal. Terhitung, ada dua kedutaan besar negara asing yang berpartisipasi dalam momen ini. Salah satunya, adalah Korea Selatan dengan pusat kebudayaannya di Indonesia, Korean Cultural Center Indonesia.

Korean Cultural Center dalam parade Jakarnaval 2019 menampilkan musik perkusi tradisional Korea Selatan samulnori, baju tradisional Korea Selatan hanbok dan seni bela diri asal Korea taekwondo.

Rangkaian pertunjukan ini pun seakan menghipnotis para warga Jakarta yang terlihat antusias sejak sore hari, dengan memadati kawasan sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan, atau di depan Balai Kota Jakarta. Sementara lainnya terus berdatangan menuju Tugu Monumen Nasional (Monas) sebagai titik akhir dari parade Karnaval.

"Bersama-sama menyaksikan Jakarnaval ini bagian dari ulang tahun Jakarta. Kita berharap kegiatan ini bukan hanya menggambarkan betapa kreatifnya masyarakat Jakarta, tapi menjadi penggerak ekonomi,” ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat membuka Jakarnaval 2019.

Baca Juga: Dikupas Habis, Jakarnaval Dipromosikan di Radio hingga Car Free Day

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya