Tak Cukup Ditunda, Ahli Minta Wacana Chattra Borobudur Disetop

Para ahli Ppertanyakan urgensi pemasangan chattra

Intinya Sih...

  • Pemasangan chattra pada Candi Borobudur ditunda karena dianggap melanggar prinsip pemugaran dan otentisitas candi.
  • Penambahan chattra di stupa inti dikhawatirkan akan membahayakan orang-orang di sekitarnya saat petir atau terjadi gempa.
  • Wacana pemasangan chattra sudah didiskusikan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan menimbulkan polemik dalam proyek pemugaran Candi Borobudur.

Sleman, IDN Times - Rencana pemasangan chattra pada Candi Borobudur resmi ditunda. Pakar arkoelogi UGM menilai penundaan tidaklah cukup, dan meminta meminta wacana tersebut dihentikan.

"Kalau saya lebih setuju kalau (wacana chattra) dihilangkan," kata Dosen Arkeologi UGM, Aditya Revianur, Kamis (12/9/2024).

1. Pertanyakan chattra rencana pemasangan Borobudur

Tak Cukup Ditunda, Ahli Minta Wacana Chattra Borobudur DisetopPotret keindahan Candi Borobudur (pixabay.com/jumbojet)

Aditya menuturkan, penambahan chattra pada stupa inti menyalahi prinsip pemugaran dan otentisitas Candi Borobudur. Stupa inti Candi Borobudur kuat kemungkinan tak didesain dengan chattra.

"Buktinya ada di Relief Gandawyuha memperlihatkan bahwa stupa besar (Borobudur) itu tidak ada chattranya, dan kita bisa melihat di Borobudur di masa lalu kemungkinan besar tidak ada chattranya," jelasnya.

2. Arsiteknya paham, tak dibuat chattra karena membahayakan

Tak Cukup Ditunda, Ahli Minta Wacana Chattra Borobudur DisetopStruktur chattra peninggalan Van Erp yang pernah dipasang di puncak stupa induk Candi Borobudur. (IDN Times/Bandot Arywono)

Berdasarkan kajian, ia meyakini arsitek Borobudur paham dengan kondisi alam di sekitar candi, seperti banyak petir serta lokasinya yang berada di daerah patahan, sehingga rawan gempa.

Pemasangan chattra dianggap akan membahayakan orang-orang di sekitarnya saat petir atau terjadi gempa yang mengguncang hebat.

"Memperhatikan kondisi geografis Indinesia, kita kan ring of fire, bencana kan banyak. Apalagi posisi Borobudur pasti terkena abu vulkanik Merapi dan membahayakan jika kena chattra. Itu sudah dipertimhangkan seribu tahun lalu," paparnya.

Bukti lain stupa induk tak didesain untuk pemasangan chattra yakni, tidak ditemukannya sambungan pada bagian yasti.

Baca Juga: Arkeolog UGM Minta Chattra Candi Borobudur Tidak Dipasang

3. Komponen stupa kecil di bawah

Tak Cukup Ditunda, Ahli Minta Wacana Chattra Borobudur DisetopIlustrasi seorang biksu sedang berjalan di Candi Borobudur (unsplash.com/Alain Bonnardeaux)

Lalu, dari mana asal chattra hasil tinggalan Insinyur Belanda, Theodoor van Erp yang mau dipasang di stupa induk Borobudur?

Aditya menuturkan, besar kemungkinan chattra hasil rekonstruksi van Erp adalah komponen stupa-stupa kecil di area bawah Candi Borobudur, namun bukan berasal dari batuan atau struktur asli stupa induk.

"Komponen itu ditemukan bukan di bagian teras candi, melainkan di bagian bawah. Nah, itu belum tentu di bagian Borobudur juga, soalnya dulu di sekitar Borobudur sudah ada stupa kecil-kecil. Tapi kan rusak kemudian diurug lagi, nah bisa jadi chattra yang disusun van Erp itu bagian dari stupa kecil-kecil di sekitar Borobudur. Soalnya berdasarkan bukti arkeologi, stupa kecil memang ada chattranya," jelas Aditya.

Aditya juga berujar saat van Erp melakukan pemasangan, tidak ada kecocokan antara chattra dan yasti stupa induk. Ia pun segera menyadari kesalahannya.

"Sehingga (chattra) diturunkan lagi. Karena itu dia menyadari salah di sana. Karena sudah ada bukti-bukti itu maka tidak sepantasnya untuk dipasang, dan itu tidak mengurangi keutamaan Candi Borobudur itu sendiri," pungkasnya.

4. Pertanyakan urgensi pemasangan chattra

Tak Cukup Ditunda, Ahli Minta Wacana Chattra Borobudur DisetopPotret Borobudur. (pixabay.com/saesherra)

Sementara Dosen arkeologi UGM, Niken Wirasanti juga meminta wacana pemasangan stupa tak sekadar ditunda, tapi disetop seluruhnya. Ia pun mempertanyakan urgensi dari wacana yang keliru secara akademis atau prinsip pemugaran ini.

"Prinsip mugar itu jangan ada yang palsu, jangan menambah, tapi mengembalikan ke bentuk semula," kata Niken.

Niken berujar, rencana pemasangan chattra ini terus didengungkan selama beberapa tahun terakhir sejak mengemuka pertama kali pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Wacana pemasangan chattra ini terangkat kembali tahun 2018. Niken sempat dilibatkan dalam diskusi dan diputuskan saat itu chattra tak layak dipasang, hingga rencana serupa muncul lagi tahun lalu.

Di satu sisi, keberadaan chattra van Erp yang kini tersimpan di Museum Karmawibangga, kata Niken, sudah dianggap menimbulkan polemik sejak lama.

Niken pernah tergabung dalam proyek pemugaran Candi Borobudur bersama Kepala Lembaga Purbakala terdahulu, mendiang Soekmono dan beberapa arkeolog senior lain tahun 80an. Kala itu sudah disepakati bersama bahwa chattra van Erp seharusnya disingkirkan.

Niken menekankan, pemasangan chattra pada stupa inti oleh van Erp yang dijadikan rujukan sekarang nyata kekeliruannya. Sebagai bukti, van Erp menyatakan menyesal lantaran melihat pemasangan chattra olehnya telah melangkahi otentisitas candi sehingga dilepas lagi.

"Pak Soekmono sendiri (bilang), wes gek ndang dibuang, beliau mengatakan jangan menjadi polemik lagi ini," katanya.

"Maunya kita, keinginan banyak pihak ini bisa jadi pembelajaran jangan terulang lagi memasang chattra itu, tapi yang terjadi orang berpikir berbeda. Oh, dulu pernah dipasang van Erp', (wacana) dipasanglah lagi, di situ yang terjadi bertahun-tahun," imbuh Niken.

Baca Juga: 7 Etika Berkunjung ke Candi Borobudur yang Wajib Kamu Pahami

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya