Mahfud Sebut Ada Operasi Tandingi Gerakan Kampus Kritik Jokowi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, menyebut ada sebuah upaya intervensi untuk menandingi gerakan pernyataan sikap oleh perguruan tinggi terhadap pemerintahan Presiden Joko 'Jokowi' Widodo. Upaya intervensi ini berwujud operasi mengarahkan para rektor universitas dilakukan pihak yang tidak disebutkan identitasnya oleh Mahfud.
1. Menyatakan sikap tandingan, harumkan citra Jokowi
Menurut Mahfud, operasi ini menyasar pimpinan kampus yang belum mengemukakan sikapnya. Mereka diminta menyuarakan narasi yang mengharumkan citra Jokowi.
"Operasi mendekati rektor-rektor yang belum mengemukakan pendapatnya, belum berkumpul untuk deklarasi, mereka ini diminta untuk menyatakan sikap yang berbeda," kata Mahfud dalam acara Tabrak Prof! di sebuah kafe daerah Seturan, Sleman, DIY, Senin (5/2/2024) malam.
"Sikap yang berbeda didatangi mereka untuk menyatakan bahwa Presiden Jokowi baik, pemilu baik, penanganan Covid terbaik," sambungnya.
2. Angkat topi buat rektor Unika Soegijapranata
Kata Mahfud, ada beberapa rektor yang mengiyakan permintaan itu dan menyuarakan sikapnya sesuai template. Akan tetapi, terdapat pula rektor yang memodifikasi pernyataan, merespons dengan bersikap netral bahwa otoritas kampus tak terlibat gerakan itu.
"Tapi ada rektor yang jelas-jelas menolak, yaitu Rektor Universitas Soegijapranata (Ferdinandus Hindiarto) dari Semarang," kata Mahfud.
"Dia menyatakan didatangi oleh seseorang untuk membuat pernyataan mendukung bahwa pemerintahan Pak Jokowi baik, pemilu baik, penanganan Covid nomor satu dan sebagainya," lanjut mantan Menko Polhukam RI itu.
Baca Juga: Cak Imin Minta Lingkaran Jokowi Mengembalikan Sosok Jokowi yang Peduli
3. Apresiasi UGM, sudah 59 perguruan tinggi bersuara atas nasib demokrasi
Mahfud dalam kesempatan ini turut menyampaikan apresiasinya kepada para guru besar dan civitas academica UGM yang dinilainya memantik gerakan ini. Sejak pertama dilakukan UGM, menurut Mahfud, gerakan ini kini sudah diikuti atau dilakukan setidaknya oleh 59 perguruan tinggi se-Indonesia.
"Sampai sore ini sudah 59 perguruan tinggi dan ini akan terus setiap perguruan tinggi akan menyatakan sikap untuk mengawal pemilu dan tentunya munculnya pemerintahan yang beretika," klaimnya.
Mahfud pun percaya kampus tak takut menghadapi intimidasi. Dia yakin semakin ditekan, kian besar pula perlawanan yang dilakukan oleh perguruan tinggi.
Baca Juga: Kampus Kritik Jokowi, Cak Imin: Peringatan Keras untuk Semua