Pembuatan Dirty Vote, untuk Mengkritisi Jokowi dan Para Politisi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Ketua Departemen Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada (UGM), sekaligus salah satu narasumber di Film Dirty Vote, Zainal Arifin Mochtar menyebut terdapat dua sasaran dari pembuatan Film Dirty Vote. Uceng sapaan akrabnya menyebut, film ini mencoba mengkritisi Presiden Joko 'Jokowi' Widodo, dan sejumlah politisi.
1. Menyoroti Jokowi yang menggunakan kekuasaan secara serampangan
Uceng dalam acara Nonton Bareng Film Dirty Vote dan Diskusi Kecurangan Pemilu, Kuliah Umum Departemen Hukum Tata Negara UGM, Selasa (13/2/2024), menjelaskan, sasaran tembak pertama yaitu kekuasaan yang digunakan secara serampangan oleh Presiden Jokowi. "Karena tembakan di situ, kemudian ada paslon yang dekat sekali dengan dia, ya dia kena banyak. Sesederhanan itu logikanya," kata Uceng.
Jika ada yang mengatakan film ini tidak berimbang, Uceng menyebut lantaran salah satu paslon tersebut dirasa paling dekat dengan Jokowi, dibandingkan lainnya. "Kalau dikatakan tidak berimbang, karena memang paslon itu yang paling mepet, yang dihajar kan itu," ucap Uceng.
2. Para politisi juga menjadi sorotan Dirty Vote
Kedua yang menjadi sasaran adalah para politisi. Uceng mendorong para politisi konsisten untuk kritis, tidak hanya saat menjelang Pemilu.
"Ketika Pemilu selesai, jika mereka berdiri bersama rakyat jadi oposisi, jangan rakyat didorong kena getah, lalu yang memakan nangka mereka. Mereka yang harus kerja juga. Bertartung memperbaiki demokrasi," kata Uceng.
Baca Juga: Film Dirty Vote, Uceng: Bukan Propaganda, Gak Ada Kaitan Milih Siapa
3. Ingin menjaga substansi bukan sensasi
Uceng menambahkan film Dirty Vote yang disajikan ke publik saat ini telah melalui verifikasi data. Pihaknya ingin menjaga substansi Dirty Vote, bukan sensasi film.
"Ada beberapa data kita takedown kita hilangkan, cuma satu sumber gak bisa diverifikasi. Bahkan menjaga unsur kesopanan ada WA pribadi dihapus, terlalu pribadi. Kita mau menjaga substansi, dibanding bombastis sensasinya," kata Uceng.
Baca Juga: Bawaslu Kulon Progo Temukan Dugaan Pelanggaran Kode Etik KPPS