NasDem Terima Hasil Pilpres 2024, Ini Kata Pengamat Politik UGM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Arya Budi, menilai pernyataan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, yang telah menerima hasil Pemilu 2024 baik Pileg maupun Pilpres bukan hal yang mengejutkan. Arya menilai pernyataan tersebut sebagai sinyal untuk tidak melawan koalisi dari Prabowo - Gibran.
"Tidak mengagetkan pernyataan Surya Paloh atau NasDem yang menerima hasil Pemilu," ujar Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan UGM itu, Kamis (21/3/2024).
1. Sinyal tidak melawan koalisi Prabowo Gibran
Arya menjelaskan jika memang belum ada deal politik saat pertemuan Surya Paloh dan Presiden Joko 'Jokowi' Widodo beberapa waktu lalu, setidaknya pernyataan Surya Paloh ini sebagai sinyal untuk tidak melawan koalisi Prabowo-Gibran atau Koalisi Indonesia Maju. "Karena koalisi Prabowo-Gibran ini kan bukan hanya Parpol, tapi juga ada presiden incumbent Jokowi di belakang mereka," kata Arya.
Lebih lagi Partai NasDem semenjak pemerintahan Presiden Jokowi berada di pemerintahan, termasuk setelah mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Partai NasDem berkomitmen mendukung pemerintahan Jokowi sampai akhir pemerintahan.
2. Partai NasDem punya gen di pemerintahan
Arya juga menyinggung Partai NasDem punya gen di pemerintahan cukup kuat, karena sebagian besar politisi awal pencetus NasDem merupakan orang-orang dari Golkar, yang pada intinya orang-orang Partai Golkar kerap ada di pemerintahan. Sehingga suka atau tidak Partai NasDem punya gen lebih kuat berada di pemerintahan, dari pada di luar pemerintahan.
"Karena embrio partai NasDem itu mantan politisi Golkar, karena Surya Paloh jadi salah satu orang kuat di Golkar, hanya kalah tipis dari Aburizal Bakrie," kata dia.
Baca Juga: Sudirman Said: Syarat Jadi Capres-Cawapres Terlalu Longgar
3. Partai cenderung masuk dalam kekuasaan
Arya juga menjelaskan secara teoritis dan empiris hampir di seluruh negara partai didirikan bukan untuk berada di luar pemerintahan. Partai didirikan untuk memegang kekuasaan, entah di pucuk pimpinan misal dalam sistem presidensial, maupun platform kementerian. Sehingga seluruh partai akan lebih nyaman, dan itu menjadi tujuan partai berkontestasi untuk berada di dalam kekuasaan.
"Terlepas apakah penggunaan kekuasaan itu secara teoritis misal merealisasi visi misi program atau secara pragmatis hanya untuk merawat kepentingan politik ekonomi atau politik bisnis dari para politisi di partai itu. Secara substantif memang demikian. Termasuk hal ini terjadi di NasDem dan partai lain," kata Arya.
Sebelumnya, Surya Paloh menyampaikan selamat kepada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang menjadi pemenang Pilpres 2024. "Partai NasDem mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pilpres tahun 2024," ujar Surya Paloh di kantor DPP NasDem, Jakarta, Rabu (20/3/2024).
NasDem juga menerima hasil Pemilu 2024 yang sudah disampaikan Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Partai NasDem menyatakan menerima hasil Pemilu 2024 yang telah dilaksanakan pada 14 Februari 2024 lalu, baik legislatif maupun presiden dan wakil presiden dalam pilpres," ucap dia.
Baca Juga: UII Tabur Bunga untuk Kematian Demokrasi di Indonesia