Kemenkop UKM Dorong Pendanaan UMKM dari Perbankan Tanpa Agunan

Bantu UMKM untuk berkembang

Sleman, IDN Times - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mendorong kemudahan akses pendanaan untuk UMKM. Kemenkop UKM tengah mendorong pembiayaan dari perbankan untuk UMKM tanpa agunan.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyebut salah satu permasalahan yang dihadapi UMKM untuk berkembang adalah tidak bankable. Hal tersebut membuat UMKM kesulitan mengakses dukungan akses keuangan dari bank.

"Selalu ada masalah karena pihak bank menggunakan kredit collateral atau agunan, sementara UMKM gak punya. Sehingga yang harus berubah itu pendekatan penyaluran perbankan. Kami sedang mengusulkan pendekatan baru lewat kredit scoring," ujar Teten, di Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (27/3/2024).

1. Buka komunikasi dengan OJK

Kemenkop UKM Dorong Pendanaan UMKM dari Perbankan Tanpa AgunanMenteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Teten menyebut harus ada perubahan pada kebijakan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK). Diungkapkannya, tim dari Kemenkop UKM terus berkomunikasi dengan pihak OJK. "Sudah (komunikasi). Tim kita bicara terus. Ya sebelum saya pensiunlah (target bisa terealisasi)," ungkapnya.

Menurutnya, mindset perbankan harus diubah, jika tidak bisa industri lain seperti fintech akan mengambilnya. Dikatakannya, saat ini ada fintech yang bisa menawarkan pinjaman Rp10 miliar tanpa agunan. Pasar untuk UMKM sendiri disebut Teten juga sangat besar yaitu 65 juta UMKM, dan hampir 59 persen belum terhubung ke bank.

2. Kredit scoring bisa menjadi pilihan

Kemenkop UKM Dorong Pendanaan UMKM dari Perbankan Tanpa Agunanilustrasi utang, kredit (Pexels.com)

Lebih lanjut Teten menjelaskan, kredit scoring bisa diterapkan perbankan tanpa agunan, dengan melihat rekam jejak digital keuangan UMKM. Sehingga, ia mendorong UMKM dapat menggunakan pembukuan digital agar ada laporan yang jelas.

"Beberapa menteri sempat nolak, karena UMKM belum terhubung ke bank, bagaimana bisa lihat track record digital keuangannya. Ada 144 negara yang sudah menggunakan kredit scoring, bisa untuk yang belum mengakses perbankan," ucap Teten.

Rekam jejak digital tersebut bisa dilihat dari pembayaran listrik, pembelian pulsa, dan belanja lewat online. "Fintech sekarang menggunakan teknologi ini, melihat dari track record digital keuangannya, bukan dilihat asetnya apa. Rentenir lebih canggih lagi mana ada minta agunan," kelakar Teten.

Baca Juga: 3 Ribu UMKM Bikin Gunungan Oleh-oleh Khas Jogja Kejar Rekor MURI

3. Dorong UMKM buka lapangan kerja

Kemenkop UKM Dorong Pendanaan UMKM dari Perbankan Tanpa AgunanIlustrasi UMKM go digital (dok. Grab)

Teten mengungkapkan jika UMKM tumbuh, maka lapangan kerja akan terbuka. Diakuinya tantangan saat ini justru industri terus turun. "Kalau industri terus mati, semua bikin warung, siapa yang beli. Dorong industrialisasi, produk-produk seperti tambang perkebunan, harus hilirisasi," ungkap Teten.

Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Ova Emilia, mengatakan sektor UMKM memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional karena mampu bertahan saat diterpa krisis moneter dan menyerap banyak tenaga kerja. "Kontribusi UMKM bagi ekonomi nasional sangat luar bisa. Kemampuan dari sisi fleksibilitas, daya tahan, dan kreativitas ternyata membuat UMKM mampu menghadapi setiap goncangan ekonomi," katanya.

Program penguatan UMKM melalui kerja sama perguruan tinggi dan industri, diakui Rektor UGM mampu memperkuat kapasitas UMKM untuk naik kelas, membantu memfasilitasi UMKM agar mendapat akses pembiayaan, serta mendorong munculnya wirausahawan muda yang nantinya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: UMKM Konveksi di DIY Dinilai Kurang Tersentuh Bantuan dan Pelatihan

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya