Jumlah Startup Indonesia Ke-6 Terbesar, tapi Masih Perlu Didorong

Indonesia memiliki potensi besar

Intinya Sih...

  • Indonesia menjadi negara keenam terbesar dalam jumlah startup, dengan 2.605 startup.
  • Startup Indonesia masih berfokus pada jasa perdagangan dan pembiayaan, perlu mengubah arah fokus pada industri dan teknologi seperti IoT dan kecerdasan buatan.
  • Kemenkop UKM fokus pada sektor agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan, dan teknologi untuk meningkatkan dampak sosial dan ekonomi nasional.

Sleman, IDN Times - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki, menyebut Indonesia menjadi negara keenam terbesar dalam jumlah startup. Meski begitu perkembangan startup masih kalah dengan sejumlah negara lain.

"Indonesia ada 2.605 startup, menjadi negara keenam terbesar dalam jumlah startup. Dari sisi valuasi terdapat 15 startup yang tumbuh menjadi unicorn dan decacorn, ya maskipun masih tertinggal dibandingkan negara-negara seperti AS, India, Inggris, Australia," ujar Teten dalam acara Unlocking Success & Sustainability: Empowering MSMEs and Startups and Mastery, di Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (27/3/2024).

1. Startup Indonesia perlu diarahkan

Jumlah Startup Indonesia Ke-6 Terbesar, tapi Masih Perlu DidorongIlustrasi startup (pexels.com)

Teten mengungkapkan startup Indonesia selama ini masih berfokus pada jasa perdagangan dan pembiayaan, yang menyebabkan kontribusi startup terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih rendah jika dibandingkan negara lain. Menurut Teten, startup ekonomi digital di Indonesia perlu mengubah arah dan fokus pada industri serta pemanfaatan teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan smart factory.

"Di China 41 persen lebih, ekonomi digital mereka memberi mensuplai, memberi kontribusi terhadap PDB, karena penggunaan IoT di sisi produksi dan industri," ujar Teten.

2. Empat sektor jadi fokus pengembangan startup

Jumlah Startup Indonesia Ke-6 Terbesar, tapi Masih Perlu DidorongMenteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Teten mengungkapkan ada empat sektor yang menjadi fokus Kemenkop UKM, di antaranya sektor agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan, dan teknologi. Potensi pengembangan pada empat sektor tersebut dinilai masih terbuka lebar.

Target pengembangan startup pada keempat sektor ini menjadi salah satu upaya meningkatkan dampak positif sosial dan ekonomi nasional. "Selama ini digital ekonomi kita tidak terarah. Jadi lebih berkerumun di jasa perdagangan sama jasa pembiayaan," ungkap Teten.

Baca Juga: Kemenkop UKM Dorong Pendanaan UMKM dari Perbankan Tanpa Agunan

3. Pastikan startup bisa melalui berbagai fase

Jumlah Startup Indonesia Ke-6 Terbesar, tapi Masih Perlu DidorongMenteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Teten mengungkapkan pemerintah juga berupaya memastikan empat tahap pengembangan startup bisa berjalan baik. Mulai dari kesesuaian dalam memberikan solusi suatu masalah, kesesuaian pasar produk, kesesuaian model bisnis, dan keberlanjutan bisnis.

Menurutnya yang kerap menjadi permasalahan startup saat ini adalah persoalan finansial. Startup kerap kali hanya bergantung pada model pendanaan angel investor dan modal ventura, untuk mendorong pertumbuhan inovasi mereka.

Pihaknya mengajak semua lembaga keuangan, termasuk bank, hingga fintech bersama-sama membantu startup dalam mengakses pembiayaan sesuai kebutuhan dan kemampuan mereka. "Kami ingin melahirkan ekonomi baru, produk baru, karena kalau produk lama hanya akan menambah persaingan dan ini sudah terlalu ramai," ucap Teten.

Direktur Pengembangan Kedutaan Besar Inggris, Amanda McLoughlin, mengatakan pihaknya siap berkolaborasi dalam mendukung ekosistem startup di Indonesia dengan beragam perspektif dan keahlian. Bahkan pihaknya juga memberikan praktik terbaik dalam program inkubator startup untuk mendukung pengembangan bisnis di tahap awal. Hal ini berfungsi sebagai katalis pertumbuhan, memberikan dukungan, bimbingan, akses terhadap jaringan dan infrastruktur yang disesuaikan bagi bisnis startup.

“Dengan memanfaatkan keahlian institusi seperti Cambridge University dan MIT, kami dapat memastikan bahwa startup menerima pelatihan dan bimbingan kelas dunia, sehingga menempatkan mereka pada jalur menuju kesuksesan,” paparnya

Baca Juga: Pasar Lebaran Sleman Catat Transaksi hingga Ratusan Juta Rupiah

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya