Gunungan Wayang Kulit dari Sultan untuk Paus Fransiskus

Gunungan sebagai simbol perdamaian dan harmoni

Yogyakarta, IDN Times - Raja Keraton Yogyakarta yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, memberikan Gunungan Wayang Kulit kepada Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus. Gunungan ini sebagai simbol harmoni dan perdamaian.

Gunungan Wayang Kulit sendiri disampaikan melalui Persatuan Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) pada November 2022 lalu, ke Tahta Suci Vatikan menemui pemimpin Gereja Katolik sedunia. Misi mempromosikan perdamaian dunia, kebersamaan seluruh umat manusia juga dibawa.

1. Simbol harmonisasi dan perdamaian

Gunungan Wayang Kulit dari Sultan untuk Paus FransiskusSultan menerima kliping berita & foto kunjungan delegasi PWKI ke Vatikan di Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (31/1/2023). (Dok. PWKI)

Sri Sultan menjelaskan gunungan dipilih untuk diberikan kepada Paus, bukan tokoh wayang. Sebab gunungan merupakan simbol harmonisasi alam semesta. Menurut Sultan , ini cocok dengan semangat Paus yang getol memperjuangkan perdamaian dan di sisi lain cinta lingkungan. 

“Bagi saya gunungan itu lebih cocok karena prinsipnya manusia harus menjaga perdamaian dan hamonisasi kehidupan alam,” jelas Sultan, di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (31/1/2023).

Simbol Gunungan Wayang Kulit juga memiliki makna filosofi, bentuknya yang mengerucut ke atas melambangkan kehidupan manusia. Gunungan Wayang Kulit dimaknai sebagai simbol kedekatan antara manusia dengan Sang Pencipta, semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia manusia, manusia harus semakin dekat dengan Sang Pencipta yaitu, manunggaling (bersatunya) jiwa, rasa, cipta, karsa, dan karya dalam kehidupan.

Baca Juga: Sri Sultan Berencana Beri Bansos Bagi Lansia Miskin di Jogja   

2. Paus Fransiskus menyambut baik

Gunungan Wayang Kulit dari Sultan untuk Paus FransiskusFoto bersama Sultan dan anggota PWKI di Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (31/1/2023). (Dok. PWKI)

Cendera mata dari Sri Sultan diterima dengan senang hati oleh Paus. Rasa syukur dan bangga juga dirasakan oleh rombongan PWKI karena bisa menjadi penghubung visi misi Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam peran serta mewujudkan perdamaian dunia.

Rombongan PWKI sekaligus senang bisa bertemu langsung dengan pimpinan tertinggi Gereja Katolik untuk mempersembahkan cendera mata yang bisa menambah koleksi museum yang dimiliki oleh Vatikan dengan beberapa simbol khas dari Yogyakarta.

"Kami juga ingin mengucapkan terima kasih karena gunungan tersebut merupakan hadiah yang istimewa. Hadiah gunungan itu membuat Paus Fransiskus bahagia saat menerima delegasi PWKI. Bukan sekadar menerima, Paus bahkan memberikan kesempatan kami menjabat tangannya, mencium, dan melayani foto bersama," kata Ketua Delegasi PWKI, Mayong Suryolaksono. 

3. Utusan Paus Fransiskus akan datang ke Yogyakarta

Gunungan Wayang Kulit dari Sultan untuk Paus FransiskusSultan menerima cendera mata dari PWKI yang disampaikan Pendiri & Penasihat PWKI AM Putut Prabantoro dan Mayong Suryolaksono di Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (31/1/2023). (Dok. PWKI)

Selain gunungan, kepada Paus Fransiskus delegasi PWKI ke Vatikan pada 16 November tahun lalu juga menyampaikan Lukisan dan Patung Maria Bunda Segala Suku dari Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, dan Batik tulis karya KGBray Paku Alam X, serta buku karya Rm Sandro Peccati SX, misionaris Italia yang telah 60 tahun berkarya di Indonesia.

"Maksud kunjungan kami ke Vatikan November lalu adalah untuk mempromosikan perdamaian dunia yang merupakan amanat Pembukaan UUD 1945 dan Dokumen Abu Dhabi tentang Human Fraternity for World Peace and Living Together - Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama," ucap Pendiri PWKI, AM Putut Prabantoro.

Diketahui, utusan Paus Fransiskus, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot MCCJ, yang menerima gelar Doktor Honoris Causa (HS) dari UIN Sunan Kalijaga, direncanakan berkunjung ke Keraton Yogyakarta, pada 13 Februari mendatang. Sultan juga siap menyambut.

Baca Juga: Asyik di Beringharjo, Iriana Setop Belanja saat Dengar Indonesia Raya

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya