1.000 Akademisi UGM Nyatakan Darurat Demokrasi Indonesia, Apa Isinya?

Muncul manipulasi politik yang mengancam konstitusi

Intinya Sih...

  • Lebih dari 1.000 akademisi UGM menyampaikan keprihatinan atas manipulasi politik yang mengancam konstitusi.
  • Dosen dan Tendik UGM ingin mengembalikan marwah demokrasi agar tidak dirusak oleh kepentingan elite yang tengah berkuasa.
  • Akademisi mendukung pernyataan sikap untuk mengecam intervensi terhadap lembaga legislatif dan yudikatif, menolak praktik legitimasi kekuasaan, mendorong penyelenggaraan Pilkada yang bermartabat, meminta KPU menjaga prinsip sebagai penyelenggara Pilkada yang bermartabat, dan mengajak semua lapisan masyarakat untuk berkonsolidasi dalam menyelamatkan Demokrasi Indonesia

Yogyakarta, IDN Times - Lebih dari 1.000 akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri para Dosen dan Tenaga Kependidikan (Tendik) menyampaikan pernyataan sikap dan keprihatinan atas kondisi darurat demokrasi Indonesia akhir-akhir ini. Manipulasi politik dinilai berisiko mengancam konstitusi.

“Kita prihatin dengan kondisi demokrasi dan hukum kita yang mengalami kemunduran pasca reformasi dengan ditandai ketegangan hukum, manipulasi politik yang dapat berisiko mengancam konstitusi tatanan bernegara dan bermasyarakat,” kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada masyarakat dan Alumni, Dr. Arie Sujito, Sabtu (24/8/2024).

1. Tidak ingin demokrasi mengalami kemunduran

1.000 Akademisi UGM Nyatakan Darurat Demokrasi Indonesia, Apa Isinya?Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Arie Sujito (IDN Times/Herlambang Jati)

Dukungan 1.000 akademisi atas pernyataan sikap ini menurut Arie, karena mereka tidak ingin demokrasi yang sudah diperjuangkan para mahasiswa dan aktivis di tahun 1998 lalu, akhirnya harus mengalami stagnasi dan kembali ke masa era Orde Baru. Pada masa pemerintahan presiden Soeharto itu, kekuatan oligarki partai dan manuver elite politik mewujudkan kepentingan kelompok dan golongan. 

“Kita ingin mengembalikan marwah demokrasi agar tidak dirusak oleh kepentingan elite yang tengah berkuasa,” ujar Dosen Prodi Sosiologi Fisipol itu. 

2. Rusak tatanan politik dan hukum

1.000 Akademisi UGM Nyatakan Darurat Demokrasi Indonesia, Apa Isinya?Salah satu peserta aksi Jogja Memanggil membakar dan merobek foto Jokowi. (IDN Times/Herlambang Jat)

Menurutnya, pernyataan sikap para dosen dan tendik UGM ini mendapat dukungan dari Forum Dekan se-UGM melihat peristiwa manuver politik dari mayoritas kekuatan parlemen yang melakukan pengabaian putusan Mahkamah Konstitusi (MK)mengenai syarat pencalonan pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
 
“Saya kira ini jelas merusak tatanan politik dan hukum serta kaidah keadaban demokrasi,” katanya.

Baca Juga: 100 Dosen UII Turun ke Jalan Gabung Aksi Jogja Memanggil

3. Lima pernyataan sikap dosen dan tendik UGM

1.000 Akademisi UGM Nyatakan Darurat Demokrasi Indonesia, Apa Isinya?Massa aksi Jogja Memanggil juga sempat menggelar teatrikal di depan Gedung Agung Yogyakarta. Mereka melempar foto Jokowi dan keluarga dengan telur. (IDN Times/Herlambang Jati)

Menyikapi situasi darurat ini, kata Arie, para Dosen dan Tendik Universitas Gadjah Mada menyampaikan lima pernyataan sikap.

Pertama, mengecam segala bentuk intervensi terhadap lembaga legislatif dan yudikatif yang ditujukan untuk memanipulasi prosedur demokrasi sebagai sarana melanggengkan kekuasaan. Kedua, menolak berbagai bentuk praktik legitimasi praktik kekuasaan yang mendistorsi prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat. Ketiga, mendorong dan menuntut penyelenggaraan Pilkada yang bermartabat dan berkeadilan dan sesuai kaidah hukum yang benar dan adil.

Keempat, mendorong Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk tetap menjaga marwah dan prinsip sebagai penyelenggara Pilkada yang bermartabat dengan berpegang teguh pada tatanan aturan hukum yang ditetapkan, termasuk mematuhi dan menjalankan sepenuhnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU-XXII/2024 dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 70/PUU-XXII/2024 sebagai landasan hukum.

“Kelima, mengajak semua lapisan masyarakat sebagai subjek demokrasi untuk berkonsolidasi dan berpartisipasi aktif menyelamatkan Demokrasi Indonesia,” ucap Arie.

Baca Juga: Massa Aksi Jogja Memanggil Lempar Foto Jokowi dengan Telur Mentah

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya