JAFF Berakhir Hari Ini, Film Garapan Sutradara Perempuan Meningkat    

Sutradara perempuan Indonesia timpang dibanding laki-laki

Yogyakarta, IDN Times - Jogja-NETPAC Asian Film Festival ke-17 (JAFF17), digelar mulai Sabtu (26/11/2022) hingga hari ini, Sabtu (3/12/2022). 

Director Festival JAFF17 Ifa Isfansyah mengatakan sebanyak 45 sutradara perempuan berpartisipasi menyuguhkan karyanya tahun ini. 

"Ini penting dicatat bahwa kita punya 45 sutradara perempuan dari sekitar 100 film. Jadi ini jumlah yang sudah hampir mendekati 50 persen," kata Ifa dalam press conference, Sabtu (3/12/2022). 

Sederet film karya sutradara perempuan di JAFF17, di antaranya berjudul "Like & Share" karya Gina S. Noer yang menampilkan tentang kekerasan seksual. "Before, Now & Then (Nana)" karya Kamila Andini, "Jus Nanas Kue Lapis" karya Ariani Darmawan, serta "Gendang Renteng" karya Gianni Fajri. 

1. Jumlah sutradara perempuan di Indonesia sangat timpang dibandingkan laki-laki

JAFF Berakhir Hari Ini, Film Garapan Sutradara Perempuan Meningkat    Director Festival JAFF17 Ifa Isfansyah.(Instagram/ifa_isfansyah)

Program Director JAFF17 Alexander Matius menuturkan sejak awal tim program JAFF17 tidak membedakan gender saat proses seleksi hingga penyelenggaraan. 

Sutradara perempuan jumlahnya meningkat pada ajang JAFF 2022, menunjukkan bahwa kualitas mereka terus meningkat. 

Alexander mengakui hingga saat ini jumlah sutradara perempuan di Indonesia sangat timpang dibandingkan laki-laki. "Semakin senang juga bahwa praktik penyutradaraan tidak didominasi satu gender saja, tapi berbagai macam gender termasuk perempuan," katanya dikutip Antara.

2. Tahun 1950an, sutradara perempuan di Indonesia kurang mendapat perhatian

JAFF Berakhir Hari Ini, Film Garapan Sutradara Perempuan Meningkat    JAFF17 di Cinema XXI, Jalan Urip Sumoharjo Yogyakarta.(Instagram/ifa_isfansyah)

Festival President JAFF17 Budi Irawanto mengatakan bahwa Indonesia pada era 50-an sejatinya sudah memiliki sutradara perempuan yakni Ratna Asmara dengan film garapannya berjudul Dr. Samsi. Sebagai pelopor sutradara perempuan di Indonesia kala itu, nama Ratna Asmara kurang mendapatkan tempat dalam sejarah perfilman di Indonesia. 

"Kurang memperoleh eksposur, kurang diberikan tempat mungkin karena penulis sejarahnya laki-laki dan bias sejarah sinema kita juga laki-laki," ujar Budi. 

Karena itu, Budi mengaku senang karena perhelatan JAFF17 membuktikan banyak potensi sutradara perempuan. 

"Jangan lupa, bukan hanya perempuan sebagai sutradra tapi juga sebagai produser, itu sangat luar biasa. Banyak film-film yang ditayangkan di JAFF diproduseri perempuan. Ini perlu dicatat juga," kata dia. 

 

Baca Juga: Kenapa Kita Tertarik Film Horor? Ini Fakta Ilmiah di Baliknya!

3. JAFF17 menghadirkan 137 film dari 19 negara Asia Pasifik

JAFF Berakhir Hari Ini, Film Garapan Sutradara Perempuan Meningkat    Jogja-NETPAC Asian Film Festival ke-17 (JAFF17), digelar mulai Sabtu (26/11/2022) hingga Sabtu (3/12/2022).(Instagram/jaffjogja)

JAFF17 menghadirkan 137 film dari 19 negara Asia Pasifik yang ditayangkan dalam program kompetisi dan non-kompetisi. Festival film internasional terbesar di Indonesia ini juga diikuti sebanyak 54 sutradara pemula yang kali pertama mempersembahkan film di JAFF. 

Gelaran itu dilaksanakan secara luring dan daring selama delapan hari berturut-turut terhitung sejak 26 November hingga 3 Desember 2022 di Empire XXI yang menjadi lokasi utama serta LPP Yogyakarta dan KLIKFILM untuk menikmati JAFF17 secara daring.

Baca Juga: Festival Film Dokumenter Bikin Bioskop Permata 'Hidup' Lagi

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya