Kampanye di Bantul Anies Ingatkan Indonesia Jangan Dikuasai 1 Keluarga

Singgung Sultan HB IX sebagai sosok yang beretika dan sopan

Bantul, IDN Times - Ribuan kader hingga simpatisan dari partai pendukung capres Anies Baswedan menghadiri rapat akbar di Lapangan Jambidan, Kapanewon Banguntapan, pada Selasa (23/1/2024).

Tak hanya kader pendukung, laskar Partai Persatuan Pembangunan hadir dengan membawa bendera masing-masing laskar.

 

1. Ingatkan Indonesia bukan milik satu keluarga

Kampanye di Bantul Anies Ingatkan Indonesia Jangan Dikuasai 1 KeluargaRapat akbar capres Anies Baswedan di Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Dalam orasinya Anies Baswedan mengatakan, Indonesia tidak boleh dimiliki dan dikuasi oleh satu keluarga. Jika Indonesia dikuasi oleh satu keluarga akan menjadi negara kekuasaan, sehingga hukum dapat dipermainkan sesuai keinginan penguasa.

"Kita tidak ingin Indonesia menjadi negara kekuasaan namun negara hukum. Karena jika menjadi negara kekuasaan, maka hukum akan digunakan penguasa untuk melakukan perubahan," katanya.

 

2. Anies sebut sosok Sri Sultan HB IX

Kampanye di Bantul Anies Ingatkan Indonesia Jangan Dikuasai 1 KeluargaRapat akbar capres Anies Baswedan di Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Anies dalam orasinya juga menyinggung sosok Sri Sultan HB IX. Di mana, Sri Sultan HB IX dinilai sebagai sosok yang sopan dan beretika. Meski demikian, Sri Sultan HBIX juga memiliki ketegasan.

“Beliau juga memperlihatkan bagaimana melindungi republik. Siapkah jogja melindungi Indonesia? Kita tidak ingin Indonesia jadi negara kekuasaan. Tapi negara hukum. Untuk itu butuh perubahan,” tandas Anies. 

 

Baca Juga: Izin Acara di Yogyakarta Dicabut, Anies: Kami Tetap Semangat

3. Jangan pilih pemimpin yang 'mbang cindeh mbang ciladan'

Kampanye di Bantul Anies Ingatkan Indonesia Jangan Dikuasai 1 KeluargaKetua DPC PKB Bantul Abdul Halim Muslih (tengah).(IDN Times/Daruwaskita)

Sementara itu Ketua DPC PKB Bantul sekaligus Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih yang mendampingi Anies di panggung saat kampanaye menyatakan, Jogja menjadi pusatnya perubahan yakni dengan memilih calon pemimpin yang tidak "mbang cindeh mbang ciladan" yang berarti satu digendong menggunakan kain sutera, yang lain digendong menggunakan sembilu yang bisa mencelakai. 

Baca Juga: Capres 03 Ganjar Pranowo Bakal Nyoblos di Semarang Saat Pemilu 2024

Baca Juga: Prabowo Ucapkan Selamat Ultah ke Megawati, Doakan yang Terbaik

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya