TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Prabowo Sebut Bakal Merangkul Semua Pihak, Ini Kata Pakar Politik UGM

Prabowo harus menimbang kekuatan di DPR

Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengatakan dirinya bersama Gibran Rakabumi Raka akan menjadi presiden dan wakil presiden bagi seluruh rakyat Indonesia dan merangkul semua unsur dan kekuatan. (Dok. TKN Prabowo-Gibran)

Yogyakarta, IDN Times - Janji Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto yang kini unggul dalam quick count Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menyebut akan merangkul semua paslon, mendapat perhatian dari pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Arya Budi. Ia menilai rekam jejak Prabowo sebagai sosok yang cenderung menghindari konflik.

"Ada dua logika. Pertama logika karakteristik Prabowo sebagai political leader, pemimpin politik. Prabowo sebagai pemimpin cenderung orang yang menghindari konflik. Orangnya cenderung rekonsiliatif," kata Arya, Kamis (15/2/2024).

1. Prabowo cenderung menjaga stabilitas politik

Prabowo Subianto, capres nomor urut dua mengatakan bahwa hasil _quick count_ yang menunjukkan kemenangan satu putaran patut disyukuri tetapi harus tetap rendah hati dan menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). (Dok. TKN Prabowo-Gibran)

Arya melihat Partai Gerindra mencalonkan Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saat Jokowi menjadi presiden, Prabowo juga bergabung menjadi menteri. "Kemudian menjadi timses Anies saat dicalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta di 2017," kata Arya.

Arya melihat dengan berbagai pilihan tersebut, dilihatnya Prabowo sosok yang menghindari konflik politik. Prabowo dinilai lebih merangkul banyak orang. "Untuk menciptakan stabilitas politik, karakternya seperti itu," ujarnya.

2. Pertimbangan kekuatan di DPR

potret gedung DPR RI (unsplash.com/Dino Januarsa)

Logika kedua, dijelaskan Arya bahwa Prabowo secara kalkulatif juga menghitung kursi DPR. Jika dukungan politik di DPR tidak kuat, akan menghambat program paslon nomor urut 02 ini.

"Program makan siang gratis, macam-macam akan sulit. APB akan sulit direalisasikan. Sehingga logikakedua ini juga menjadi alasan statement merangkul semua," ujar Arya.

Baca Juga: Pengamat Politik UGM Yakin Quick Count Tak Beda Jauh dengan KPU

Berita Terkini Lainnya