Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi UMKM. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Sleman, IDN Times - Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PSEK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Catur Sugiyanto mengungkapkan, usaha di bidang pangan jadi sektor paling potensial untuk berkembang. Bukan hanya pada masa pandemik seperti saat ini, namun juga tahun-tahun mendatang.

Catur menjelaskan, adanya pandemik COVID-19, telah mengubah banyak aspek dalam kehidupan masyarakat. Termasuk mengubah pola konsumsi serta bagaimana masyarakat mendapatkan produk kebutuhan sehari-hari.

“Potensi konsumennya tidak pernah habis,” ungkapnya pada Rabu (24/2/2021).

1. Di masa pandemik, usaha bidang makanan terbukti mampu bertahan

Perajin menuangkan gula pasir ke dalam baskom sebagai bahan baku pembuatan madumongso di Mojo, Kediri, Jawa Timur, Senin (11/5/2020). Semenjak merebaknya COVID-19, sejumlah pelaku UMKM makanan mengeluhkan kenaikan harga gula pasir dari sebelumnya Rp12 ribu menjadi Rp18 ribu per kilogram sehingga terpaksa menaikkan harga jual produknya untuk mengimbangi biaya produksi dengan risiko berkurangnya pelanggan. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/wsj.

Catur menyebutkan, sejak munculnya pandemik COVID-19, serta
penerapan kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat, selain bidang kesehatan, bisnis di bidang makanan terbukti mampu bertahan. Tidak sekadar bisa bertahan, bisnis makanan dirasa cenderung tidak mengalami penurunan omzet yang signifikan jika dibandingkan dengan sektor usaha lainnya.

“Untuk non-makanan dan non-kesehatan sangat berat, karena permintaan konsumen menurun drastis,” katanya.

2. UMKM lebih mampu bertahan

Editorial Team

Tonton lebih seru di