Yogyakarta, IDN Times - Industri pertambangan nasional tengah berada pada fase penting untuk bertransformasi di tengah dinamika pasar global. Sektor ini dinilai tidak lagi bisa bergantung pada kekayaan sumber daya semata, melainkan perlu memperkuat kecerdasan digital serta kemandirian teknologi. Isu ini menjadi sorotan utama dalam forum “Mining Full Technology” yang digelar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) bersama Keluarga Alumni FMIPA UGM, PP Kagama, dan Djakarta Mining Club di Auditorium Indonesia Power, Jakarta, pada 28 November 2025.
Transformasi Digital Jadi Kunci Masa Depan Pertambangan Indonesia

Intinya sih...
Pemerintah mendorong digitalisasi sektor tambang
Kampus siap jadi mitra riset dan pengembangan
Kolaborasi industri dan teknologi demi keuntungan nyata
1. Pemerintah dorong digitalisasi sektor tambang
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara, Surya Herjuna, mewakili Menteri ESDM, menegaskan komitmen pemerintah mempercepat transformasi digital di sektor minerba. Ia mengapresiasi aplikasi Minerba One sebagai bentuk kolaborasi FMIPA UGM dengan pemerintah untuk mewujudkan tata kelola pertambangan yang transparan dan akuntabel.
2. Kampus siap jadi mitra riset dan pengembangan
Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Dr. Danang Sri Hadmoko, menyampaikan dukungan penuh kampus terhadap kemitraan riset berbasis industri. Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, menegaskan kesiapan fakultas menyediakan solusi riset dan teknologi dari hulu hingga hilir.
“Perusahaan tidak perlu menanggung beban investasi fasilitas riset yang mahal dan dari nol. Jadikan FMIPA UGM mitra R&D (Research and Development) strategis Anda,” jelas Prof. Kuwat, mengutip keterangan yang diterima IDN Times.
Tak hanya itu, forum turut mengulas riset terkait potensi hilirisasi isotopik berbasis nikel dan thorium dari limbah timah yang dinilai berpeluang untuk pengembangan baterai kecil berdaya tahan panjang.
3. Kolaborasi industri dan teknologi demi keuntungan nyata
Perwakilan perusahaan tambang dan penyedia teknologi seperti Vale, MIND ID, PLN Enjinering, Gowell Energy, dan Red Hat menyoroti kebutuhan integrasi energi dan digital, termasuk riset Akal Imitasi (AI) dan AI generatif.
Ketua Umum KAMIPAGAMA, Daniel Oscar Baskoro, menilai adopsi teknologi harus tetap berdampak pada keuntungan perusahaan. "Kemitraan R&D dengan kampus memastikan pemanfaatan AI dapat dikonversi menjadi keuntungan finansial perusahaan tambang melalui efisiensi biaya dan operasional yang presisi, sehingga teknologi berdampak langsung pada bottom line perusahaan,” tegasnya.
Ketua Djakarta Mining Club, Mangantar S. Marpaung, menambahkan pentingnya teknologi untuk menghadapi tantangan lapangan.
“Pemanfaatan teknologi cerdas dan AI sangat dibutuhkan untuk menjawab kendala geografis di medan tropis yang sulit, sekaligus membereskan kompleksitas administrasi operasional yang selama ini membebani industri,” pungkasnya.