Pelatihan pembuatan produk kerajinan anyaman bambu.(IDN Times/Daruwaskita)
Sementara, salah satu instruktur yang memberikan pelatihan membuat produk kerajinan dari anyaman bambu, Nuryadi, mengatakan dirinya memberikan materi teori pada hari pertama disusul praktik pada hari kedua hingga kelima. Produk kerajinan yang dibuat antara lain piring untuk tempat lalapan, anyaman lingkar untuk dibuat menjadi rantang hingga tempat pensil.
"Jadi untuk prospek produk kerajinan bambu ini sangat menjanjikan. Seperti di tempat tinggal saya di Kalurahan Muntuk, permintaan produk kerajinan bambu ini saat pendemi justru meningkat. Apalagi pemasarannya sudah menggunakan marketplace sehingga produk kerajinan anyaman bambu sudah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia," ungkapnya.
"Memang saat tahun pertama pandemik agak menurun namun tahun kedua pandemik penjualannya terus meningkat hingga saat ini," ungkapnya.
Menurut Nuryadi, pembuatan produk kerajinan dari anyaman bambu bukanlah hal yang sulit. Setelah menjalani pelatihan sebentar, warga sudah bisa membuat produk kerajinan bambu meski masih yang sederhana. Apalagi warga Jodog ini tidak asing dengan kerajinan bambu sehingga lebih mudah untuk diberikan pelatihan.
"Kalau di tempat saya (Kalurahan Muntuk) anak kecil pun sudah pandai membuat produk kerajinan anyaman bambu karena setiap hari melihat orang tuanya," ungkapnya.
Sementara, untuk bahan baku terutama bambu apus saat ini masih sangat mudah didapatkan dan untuk mengawetkan produk anyaman dari bambu ini sudah ada obat kimianya sehingga tidak mudah jamuran atau cepat muncul teternya.
"Sudah ada cara agar produk-produk kerajinan dari anyaman bambu ini bisa bertahan lama, tidak mudah jamuran atau muncul teternya," katanya.