Properti Mewah di Yogyakarta Kian Diminati

Yogyakarta, IDN Times - Tren pengembangan properti hunian di Yogyakarta terus meningkat sejalan dengan pengembangan infrastruktur yang kian marak di kota ini. Bahkan, tak sedikit orang yang memilih Yogyakarta sebagai rumah untuk menikmati masa pensiun.
Daya tarik ini yang kian membuat perkembangan properti hunian di Yogyakarta tumbuh pesat. Ketua Real Estate Indonesia (REI) DPD DIY, Rama Adyaksa Pradipta mengungkapkan ada beragam hunian yang dikembangkan dari kelas menengah ke bawah hingga hunian mewah.
Belum lama ini, pemerintah menetapkan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk properti mewah. Menanggapi hal tersebut, Rama menilai kebijakan tersebut belum terlalu banyak memengaruhi bisnis properti di Yogyakarta, terutama untuk produk hunian mewah. Terlebih pajak tersebut diberlakukan untuk hunian mewah seharga Rp20 miliar sampai Rp30 miliar.
“Karena harga hunian mewah di Yogyakarta itu tidak setinggi harga rumah mewah di ibu kota. Selain itu, sebagian besar pengembang masih mengembangkan hunian untuk menengah ke bawah, karena permintaan hunian ini masih sangat tinggi,” ujar Rama kepada IDN Times, Senin (24/6).
1. Tidak hanya hunian sederhana, properti mewah mulai dilirik konsumen
Yogyakarta menjadi salah satu kota yang paling sering dikunjungi, baik sebagai kota wisata maupun kota pendidikan. Tak heran banyak orang yang pernah menetap di Yogyakarta, selalu memiliki keinginan untuk bisa menikmati masa tua di kota ini.
Hal itu, menjadi salah satu faktor yang mendorong banyaknya pengembangan hunian di Yogyakarta. Rama tak menampik, bukan hanya hunian sederhana saja yang disediakan para pengembang Yogyakarta. Tren properti mewah juga mulai menarik sejumlah konsumen yang ingin tinggal di kota pelajar.
Kendati demikian, pengembangan hunian ini masih tidak sebanyak pengembangan produk hunian untuk pasar menengah ke bawah. “Kalau bicara [tren] hunian mewah, ibaratnya masih di ujung piramid. Artinya, secara kuantitas jumlah hunian mewah yang dikembangkan tidak sebanyak hunian untuk segmen menengah ke bawah,” ungkap Rama.