Bantul, IDN Times - PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) resmi dihentikan atau tidak lagi beroperasi terhitung mulai 1 Februari 2014 yang lalu yang disebabkan oleh masalah keuangan yang menimpa maskapai berplat merah tersebut.
Meski tak lagi terbang, dua anak perusahaan PT MNA yakni Merpati Training Center dan Merpati Maintenance Facility (MMF) tetap beroperasi. Bahkan, kondisi bisnis Merpati Maintenance Facility terbilang baik.
Direktur Utama Merpati Maintenance Facility, Rowin H. Mangkoesoebroto mengatakan pada tahun 2015, pemerintah mengkaji dua strategi bisnis unit (Merpati Training Center dan MMF) milik PT MNA dinilai masih layak untuk beroperasi. Setelah dilakukan kajian pada tahun 2015, kedua anak perusahaan Merpati tersebut awal diputuskan menjadi perusahaan perseroan pada awal 2016.
"Jadi memang PT MNA tidak lagi beroperasi (melayani penerbangan) namun untuk 2 anaka perusahaan masih beroperasi," katanya di sela-sela acara MoU antara STTKD Yogyakarta dengan Merpati Maintenance Facility, Jumat (22/11).
Rowin yang juga Ketua Indonesia Aircraft Maintenance Service Assocaition (IAMSA) mengatakan MMF sendiri dalam 2 tahun terakhir sudah mendapatkan kepercayaan lagi baik dari pelanggan lama maupun operator-operator yang baru.
"Mereka kembali mempercayai kemampuan kami dan dalam jangka panjang, Insya Allah apa yang dicapai dalam 2 tahun terakhir ini bisa menjadi ikatan kerja sama jangka panjang," ucapnya.
Sejumlah maskapai penerbangan dalam negeri yang memakai jasa MMF terutama di luar maskapai Garuda grup antara lain adalah maskapai Lion grup, Sriwijaya grup, Trigana,Trans Nusa. Bahkan, ada perusahaan penerbangan dari Karibia sudah mempercayakan pemeliharaan pesawatnya kepada MMF.
"Bahkan pihak militer dari TNI angkatan laut dan juga angkatan militer laut dari Filipina juga mempercayakan kepada Merpati Maintenance Facility dan beberapa kali pesawat mereka bawa ke Merpati Maintenance Facility untuk dirawat," ungkapnya.
Merpati Maintenance Facility juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, seperti taruna-taruni STTKD Yogyakarta untuk melakukan Job and Training.
"Namun sejujurnya jumlah taruna-taruni yang sudah melakukan Job and Training tidak hafal jumlah namun jumlah tersebut bisa dilihat pada dokumen yang ada di STTKD Yogyakarta. Tapi yang saya ketahui lulusan STTKD Yogyakarta punya sertifikasi internasional," katanya.