Bantul, IDN Times - Saat libur Natal, objek wisata khususnya pantai di Kabupaten Bantul tetap dibuka. Hal ini pun menjadi berkah tersendiri bagi pelaku usaha rumah makan seafood di Pantai Depok.
Dalam satu hari, sebuah warung makan rata-rata dikunjungi sekitar 50 hingga 100 orang pengunjung. Sebagian besar di antaranya berasal dari luar kota.
Pemilik rumah makan seafood Salsabila II di Pantai Depok, Dardi Nugroho, mengatakan saat libur Natal pada Sabtu (25/12/2021) dan Minggu (26/12/2021), pengunjung di warungnya terus datang silih berganti sejak pagi hingga menjelang malam.
"Tamu yang santap menu seafood silih berganti dari pagi hingga menjelang malam dan kebanyakan rombongan keluarga," katanya, Minggu (26/12/2021).
Rumah makan seafood yang punya menu andalan cumi-cumi lombok ijo ini mengaku tren peningkatan wisatawan mulai terlihat sejak turunnya PPKM ke level 2 yang diiringi dengan pembukaan objek wisata pantai di Kabupaten Bantul.
"Sebenarnya saat PPKM Level 3 Bantul diiringi kasus COVID-19 yang mulai melandai sudah banyak wisatawan yang datang ke Pantai Depok untuk santap seafood meski saat itu objek wisata yang dibuka baru dalam tahap uji coba saja," ungkap mantan anggota DPRD Bantul periode 2009-2014 ini.
Dardi mengaku dirinya sempat khawatir dengan akan diberlakukannya PPKM Level 3 di seluruh Indonesia saat libur Nataru. Untungnya, kebijakan tersebut batal diterapkan.
"Kami sudah siap-siap mengurangi stok ikan laut karena takut pengunjung sepi. Namun dengan batalnya PPKM Level 3, kami kembali menambah stok ikan," ujarnya.
Pemilik rumah makan seafood lainnya di Pantai Depok, Henry, mengaku ikut kebanjiran tamu yang ingin menyantap menu seafood.
"Ya hampir semua rumah makan seafood di Pantai Depok ini ramai dikunjungi wisatawan," ujarnya.
Henry pun berharap momentum libur Natal tahun ini menjadi kebangkitan ekonomi masyarakat Pantai Depok yang menggantungkan hidupnya dari kunjungan wisatawan.
"Hampir dua tahun kita puasa, Natal tahun 2021 menjadi berkah tersendiri bagi kami pelaku usaha rumah makan seafood," terangnya.
Meski enggan menyebutkan pendapatan, tetapi hasil berpuasa selama hampir dua tahun mulai terbayarkan meski baru 50 persennya saja.
"Yang penting objek wisata dibuka dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, pasti dapur kami juga akan mengepul," tambahnya lagi.