Peningkatan di DI Yogyakarta ini dipengaruhi oleh pemakaian LPG di 3 kabupaten dan satu kota. Menurut catatan Pertamina, peningkatan konsumsi gas non-subsidi di Kabupaten Bantul pada tahun 2016 ke 2017 meningkat 269 persen atau 151 metric ton ke 558 metric ton. Sedangkan pada tahun 2017 ke 2018 meningkat 67 persen ke 931 metric ton.
Di Kabupaten Kulon Progo, pada tahun 2016 ke tahun 2017 terjadi peningkatan 185 persen atau setara 214 metric ton ke 609 metric ton. Dan pada tahun 2017 ke 2018 terjadi kenaikan 41 persen di angka 861 metric ton.
Sementara, terjadi peningkatan 340 persen, dari 346 metric ton ke 1.083 metric ton, pada tahun 2016 ke 2017 di Sleman. Sama seperti dua kabupaten di atas, konsumsi gas non-subsidi di Sleman juga meningkat pada 2018, yakni 2.098 metric ton atau meningkat 93 persen dari setahun sebelumnya.
"Di Kota Yogyakarta juga terjadi peningkatan LPG non-subsidi, yaitu pada tahun 2016 ke 2017 meningkat 123 persen atau 1.084 metric ton menjadi 2.474 metric ton. Dan tahun 2017 ke 2018 meningkat 38 persen atau 2.474 metric ton ke 3.409 metric ton," jelas Arya.