Yogyakarta, IDN Times - Angka rasio gini atau ketimpangan sosial di Daerah Istimewa Yogyakarta masih menempati peringkat pertama di Indonesia. Sejumlah jurus disiapkan Pemerintah Provinsi DIY untuk dapat menekan laju angka rasio gini pada 2022.
Asisten Sekda Bidang Perekonomian DIY, Tri Saktiyana mengatakan tingginya ketimpangan sosial di Yogyakarta berbanding terbalik dengan angka harapan hidup yang tinggi daerah istimewa ini. Masyarakat dinilai perlu lebih memahami penyebab tingginya angka rasio gini atau angka ketimpangan sosial di kota pelajar ini.
"Indikator penghitung yang digunakan selama ini oleh BPS adalah dari pengeluaran, bukan pendapatan dan aset yang dimiliki setiap penduduk, baik yang tinggal di kota maupun desa," ujar Sakti.
Sakti menambahkan wilayah DIY terbagi atas daerah yang bersifat perkotaan yang sebagian besar berada di Yogyakarta bagian utara. Sedangkan wilayah yang sifatnya perdesaan ada di sisi barat, timur dan selatan. Di mana wilayah tersebut sebagian besar masyarakatnya merupakan masyarakat agraris.
"Makanya akan berbeda pengeluaran orang desa dengan yang tinggal di kota. Jadi yang timpang bukan aset dan pendapatannya, tetapi pengeluarannya," jelas Sakti.
Berikut ini jurus Pemprov DIY untuk menurunkan angka rasio gini.