Pelantikan & Studium Generale Hipmi Syariah DIY, di SM Tower Malioboro, Senin (22/9/2025). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY, Eling Priswanto mengharapkan pelantikan pengurus Hipmi Syariah DIY tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga titik awal lahirnya gerakan besar membangun eksosistem ekonomi syariah di DIY. Hadirnya Hipmi Syariah membawa makna penting di tengah upaya mendorong kemandirian dan daya saing pelaku usaha lokal.
Eling meyakini bahwa hadirnya Hipmi Syariah DIY bisa membawa nilai yang sejalan dengan falsafah luhur DIY, hamemayu hayuning bawana, tekad untuk merawat, menjaga dan menyempurnakan kehidupan. “Bisnis tidak hanya bicara soal untung dan rugi, tetapi juga tentang keberlanjutan, keadilan, dan kebermanfaatan,” ujar Eling.
Eling mengingatkan bahwa ada tantangan yang perlu dihadapi, yaitu soal literasi keuangan syariah. Saat ini tercatat literasi keuangan syariah di Indonesia masih di bawah 10 persen. Instrumen pembiayaan syariah, kerap dianggap rumit dan eksklusif. Kemudian, akses modal syariah masih terbatas, sertifikasi halal bagi UMKM kerap terkendala biaya dan prosedur, tingkat digitalisasi pelaku usaha syariah masih rendah.
Di sisi lain, pasar halal bergerak cepat dengan teknologi, e-commerce, fintech, hingga blockchain. Persoalannya produk halal impor terus membanjiri pasar, menggeser produk dalam negeri yang belum kuat daya saingnya.
Eling meyakini hadirnya Hipmi Syariah DIY yang memiliki modal kuat dalam berjejaring, anggota muda yang adaptif, serta dukungan regulasi yang berpihak pada ekonomi syariah, bisa mengatasi tantangan yang ada. “Saya membayangkan, suatu hari nanti, produk halal dari pengusaha muda DIY menembus pasar global. Bukan hanya karena label halalnya, tapi karena kualitas, keberlanjutan, dan integritas para pelakunya,” ujar Eling.