Berti mengaku membutuhkan 100 kilogram hingga 200 kilogram jahe setiap bulannya untuk diolah menjadi minuman sirup jahe emprit. Pengolahannya pun masih menggunakan cara tradisional serta tidak menggunakan bahan pengawet.
"Hanya jahe dibersihkan kulitnya kemudian dihaluskan kemudian diperas. Perasan air jahe tersebut dicampur dengan air yang telah matang ditambahi bumbu-bumbu atau rempah-rempah dan gula jawa kemudian dimasak sampai matang," ucapnya.
Setelah matang, caampuran itu kemudian dimasukkan ke dalam botol dengan berbagai ukuran mulai dari 300 mililiter hingga botol yang mampu menampung lebih banyak sirup jahe emprit untuk dijual.
"Justru produksi sirup jahe emprit ini lebah banyak permintaan dari luar kota seperti Bali, Bandung, Jakarta dan Surabaya. Di Yogyakarta dan Jawa Tengah pasarnya justru belum terbentuk," ungkapnya.