Ilustrasi bawang merah. IDN Times/Haikal Adithya
Hilman mengatakan, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, tekanan komponen inflasi cenderung menurun, yakni tercatat 0,12 persen (mtm). Faktor utama rendahnya inflasi kelompok inti disebabkan oleh penurunan harga emas perhiasan sebesar -0,99 persen (mtm), seiring dengan turunnya harga emas global.
"Potensi berakhirnya perang dagang dan mulai membaiknya ekonomi global mendorong aktivitas investasi, sehingga permintaan pada komoditas emas cenderung berkurang. Di sisi lain, komponen volatile food masih tetap terjaga meskipun angka bulanan sedikit meningkat dibandingkan dengan level inflasi bulan sebelumnya," terangnya.
Pada Desember 2019, inflasi volatile food tercatat sebesar 1,25 persen (mtm), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,87 persen (mtm). Tekanan ini terutama disebabkan peningkatan harga komoditas bawang merah, telur ayam ras, dan beras masing-masing 24,2 persen (mtm), 13,22 persen (mtm), dan 0,70 persen (mtm).
"Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga bawang merah cenderung meningkat, menyentuh angka Rp34.400/kg, seiring dengan pasokan di pasar yang cenderung turun akibat musim hujan dan mayoritas sentra produksi yang masih dalam masa tanam. Sementara itu, harga komoditas telur ayam ras dan beras di Yogyakarta meningkat sejalan dengan tingginya kebutuhan pada saat perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru," jelasnya.