Yogyakarta, IDN Times - Memasuki H+2 Lebaran, pemudik sudah mulai kembali ke kota asal, baik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum seperti kereta api dan pesawat. Puncak arus balik diperkirakan akan terjadi pada H+3 yakni Minggu (9/6).
Penumpang atau pemudik yang menggunakan transportasi kereta api mengalam lonjakan signifikan dari tahun lalu. Peningkatan tersebut tampak di PT KAI Daop 6 yang meliputi Yogyakarta dan Solo.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesa (KAI) Daop 6, Eko Budiyanto mengungkapkan animo masyarakat terhadap transportasi darat ini terus meningkat sepanjang tahun. Sejumlah kereta api regular yang dioperasikan terus menunjukkan tingkat keterisian atau okupansi yang tinggi.
"Sejak dimulai masa angkutan mudik Lebaran hingga arus balik ini, kereta api reguler okupansinya selalu 100 persen, begitu pula dengan sembilan kereta api tambahan," ungkap Eko, Sabtu (8/6).
Diperkirakan okupansi kereta api ini akan terus penuh hingga masa angkutan mudik dan arus balik Lebaran berakhir. Hingga saat ini, penumpang yang naik maupun turun dari Stasiun Lempuyangan dan Stasiun Tugu Yogyakarta masih cukup banyak.
Eko menambahkan hingga pukul 08.00 WIB, total jumlah penumpang yang naik dari stasiun-stasiun di wilayah KAI Daop 6 meningkat signifikan. Demikian pula dengan jumlah penumpang yang turun di stasiun-stasiun seperti Stasiun Tugu Yogyakarta, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Purwosari dan Stasiun Solo Balapan.
"Penumpang yang naik dari stasiun-stasiun ini, per pagi tadi [08.00 WIB] ada 395.787 penumpang. Jumlah ini naik 10 persen dari tahun sebelumnya pada periode yang sama yakni sebesar 358.818 penumpang," ungkap Eko.
Sedangkan jumlah penumpang yang turun di wilayah KAI Daop 6 mencapai 414.379 penumpang. Eko mengungkapkan penumpang yang turun di stasiun yang ada di Daop 6 naik dari 391.119 penumpang.
Pesawat udara menjadi salah satu moda transportasi yang cukup diminati pemudik. Terutama pemudik asal ibukota Jakarta. Kendati demikian, pada momen mudik Lebaran tahun ini, jumlah penumpang pesawat mengalami penurunan signifikan.
"Tahun ini, penumpang yang mudik menggunakan pesawat memang agak sedikit turun. Penurunannya sekitar 9 persen dari tahun sebelumnya," ungkap General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama.
Per 7 Juni malam, jumlah pergerakan penumpang mencapai 20.066 penumpang.Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama H+2 Lebaran, turun 24,55 persen, yang mana pada 2018 mencapai 26.595 penumpang.
Sedangkan selama masa angkutan mudik dan arus balik Lebaran 2019, jumlah penumpang yang datang di Bandara Internasional Adisutjipto mencapai 125.776 penumpang dan berangkat 73.164 penumpang, mengalami penurunan sebesar 30,20 persen. Kondisi penurunan penggunaan jasa angkutan udara juga terjadi pada layanan kargo.
Salah satu alasan lain turunnya penumpang transportasi udara yakni kini Yogyakarta telah memiliki bandara baru di Kulonprogo. Pandu mengungkapkan keberadaan Yogyakarta International Airport yang dioperasikan tahun ini berhasil memecah crowded di Bandara Internasional Adisutjipto.
"Selama ini kapasitas Bandara Adisutjipto terbatas, maka dari itu YIA dibangun agar dapat mengakomodir lebih banyak penumpang yang datang ke Yogyakarta," jelas Pandu.
Pandu mengatakan volume penumpang pada arus balik di bandara baru ini terus meningkat sejak bandara tersebut resmi dibuka bulan lalu. Rerata per hari pergerakan penumpang di Yogyakarta International Airport mencapai lebih dari 1.000 penumpang.