Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pelantikan anggota Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) DPD Jateng–DIY. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Intinya sih...

  • Tantangan ekonomi di 2025, seperti perang dagang dan kondisi tekstil, berdampak pada bisnis pelaku usaha.

  • Harapan pemerintah memberikan stimulan untuk masyarakat dan kepastian pasar bagi investor.

  • Komitmen AP3MI sebagai penghubung aktif bagi produsen lokal dan pentingnya koordinasi lintas wilayah dalam mendukung anggota.

Yogyakarta, IDN Times – Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) DPD Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengungkapkan berbagai tantangan ekonomi hingga kebijakan global mempengaruhi bisnis. Kondisi tersebut berimbas pada bisnis yang kurang baik pada semester I 2025.

Ketua AP3MI DIY & Jateng, Tanu Tulus Kismanto mengatakan salah satu dampak yang dirasakan oleh pelaku usaha ini yaitu kebijakan tarif impor bagi Indonesia menjadi 19 persen. “Saya bicara internal itu pasti (terpengaruh kebijakan impor),” ujar Tanu saat Pelantikan pengurus AP3MI DPD DIY-Jateng, di Mustika Yogyakarta, Sabtu (19/7/2025).

1. Berbagai tantangan dihadapi

Ketua AP3MI DIY & Jateng, Tanu Tulus Kismanto. (IDN Times/ Herlambang Jati Kusumo)

Tanu mengatakan dampak bagi pelaku usaha/distributor sudah terasa sejak perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Tanu juga menyinggung berbagai kondisi lain mempengaruhi bisnis pelaku usaha.

“Kondisi ekonomi saat ini kan juga sedang tidak baik-baik saja. Kita lihat bagaimana misalnya sektor tekstil padat karya banyak PHK, sangat berpengaruh,” ungkap Tanu.

Tanu menyebut meski belakangan jalan, tempat makan ramai namun jika dilihat dari sisi pengeluaran masyarakat mengalami penurunan. “Misal dulu di restoran sekarang turun. Terlihat bagaimana ekonomi kurang berputar, dana masyarakat berkurang,” ujar Tanu.

Kondisi tersebut pun dirasakan oleh AP3MI DIY-Jateng saat lebaran tahun ini. Terlihat banyak mengalami penurunan secara bisnis. “Festive season kami sangat antusias, tapi hasilnya barang di toko itu kembali, retur. Persentase cukup lumayan 30-an persen,” kata Tanu.

2. Harapan untuk bisnis dan ekonomi

Ketua AP3MI DIY & Jateng, Tanu Tulus Kismanto. (IDN Times/ Herlambang Jati Kusumo)

Tanu menyebut pihaknya cukup realistis, berharap pemerintah bisa memberikan stimulan terlebih dulu untuk masyarakat. Selain itu juga berharap agar antar kementerian tidak tumpang tindih atau bahkan kontradiktif saat mengeluarkan kebijakan.

“Menteri satu gini, satu lagi lain. Itu bisa membingungkan pasar. Ekonomi itu hanya butuh kepastian. Investor kan butuh kepastian hukum, kepastian pasar, ini yang kami harapkan dari pemerintah,” kata Tanu.

Pihaknya juga berharap memasuki semester II 2025 ini bisnis dapat berjalan lebih baik. Pasalnya pada semester I tantangan berat sudah dihadapi pelaku usaha. “Harapannya dapat naik kembali, kita berharap lebih baik,” ujarnya.

 

3. Usaha pelaku bisnis

Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Tanu dalam kesempatan ini dengan pelantikan pengurus baru menegaskan komitmen untuk menjadi penghubung aktif bagi para produsen dan pemasok lokal. “Kami siap memperjuangkan pertumbuhan berkelanjutan anggota serta mendampingi adaptasi terhadap regulasi yang berlaku,” jelasnya.

Ketua Umum DPP AP3MI, Djohan Rachmat, dalam sambutannya menegaskan pentingnya koordinasi lintas wilayah untuk mengakselerasi dukungan bagi anggota. “Kami melihat urgensi memperkuat peran AP3MI di level regional agar respons terhadap kebutuhan anggota, advokasi kebijakan, maupun fasilitasi pasar bisa dilakukan lebih cepat dan tepat,” ujarnya.

Sesi talk show menghadirkan Sekjen AP3MI, Uswati Leman Sudi, yang mengulas isu-isu utama dalam industri, seperti ketentuan harga acuan, margin ritel, distribusi UMKM, hingga tantangan logistik dan transformasi digital. Kegiatan ini juga menjadi ajang jejaring strategis antar pelaku industri dan menegaskan peran AP3MI sebagai mitra aktif pemerintah dan sektor ritel dalam mendorong ekosistem pasar modern yang sehat dan inklusif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team