Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
illustrasi mengendarai mobil matic (unsplash.com/Luke Miller)
illustrasi mengendarai mobil matic (unsplash.com/Luke Miller)

Intinya sih...

  • Mobil matic yang tersendat saat perpindahan gigi bisa disebabkan oleh oli transmisi kotor/kurang, solenoid rusak, sensor throttle position (TPS) bermasalah, ECU error, atau gangguan pada sistem hidrolik.

  • Setiap komponen bekerja saling terintegrasi, sehingga kerusakan kecil dapat berkembang menjadi kerusakan besar jika diabaikan.

  • Pemeriksaan rutin, penggantian oli secara berkala, dan pengecekan profesional saat muncul gejala tidak wajar penting untuk mencegah perbaikan mahal.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mobil matic memang dikenal praktis dan nyaman digunakan, terutama di tengah lalu lintas yang padat. Namun, ketika perpindahan giginya mulai terasa tersendat atau tidak mulus, itu bisa menandakan adanya masalah yang lebih serius. Gejala seperti hentakan mendadak saat pindah dari posisi gigi rendah ke tinggi atau sebaliknya, seharusnya tidak dianggap sepele. Jika dibiarkan terus-menerus, bukan hanya kenyamanan berkendara yang terganggu, tapi juga bisa berujung pada kerusakan komponen yang lebih mahal.

Permasalahan seperti ini bisa muncul karena berbagai faktor, baik dari sisi mekanis maupun elektronik. Teknologi transmisi otomatis memang kompleks, sehingga butuh pemahaman yang lebih detail untuk bisa mengidentifikasi sumber gangguan. Artikel ini akan mengulas beberapa penyebab umum mobil matic tersendat saat pergantian gigi, agar bisa lebih cepat mencari solusi sebelum kerusakan bertambah parah. Pahami penyebabnya, agar tidak salah langkah saat mobil menunjukkan gejala tidak normal.

1. Oli transmisi kotor atau kurang

ilustrasi mengganti oli (freepik.com/ASphotofamily)

Oli transmisi berperan besar dalam kelancaran perpindahan gigi pada mobil matic. Jika volumenya berkurang atau kualitasnya menurun karena sudah lama tidak diganti, sistem transmisi bisa mengalami gangguan. Oli yang kotor menyebabkan friksi yang tidak stabil, sehingga perpindahan gigi menjadi tersendat atau bahkan menghentak. Dalam jangka panjang, hal ini bisa membuat kerusakan pada komponen internal transmisi.

Perlu diingat bahwa oli transmisi memiliki masa pakai yang terbatas dan tidak boleh dianggap remeh. Beberapa pemilik mobil sering lupa mengecek kondisi oli ini karena letaknya tersembunyi dan tidak separah oli mesin jika terlambat diganti. Padahal, transmisi otomatis sangat bergantung pada kualitas oli yang digunakan. Pemeriksaan rutin dan penggantian secara berkala bisa menghindarkan dari perbaikan mahal di kemudian hari.

2. Masalah pada solenoid transmisi

illustrasi mengendarai mobil (pexels.com/Vlad Deep)

Solenoid transmisi merupakan komponen elektrik yang mengatur aliran oli ke berbagai bagian transmisi. Saat komponen ini mulai bermasalah atau mengalami keausan, sinyal ke sistem transmisi tidak lagi akurat. Akibatnya, perpindahan gigi bisa terlambat, terasa kasar, atau bahkan tidak mau pindah sama sekali. Solenoid yang rusak juga bisa membuat mobil kehilangan tenaga saat berpindah gigi.

Gejala kerusakan solenoid sering kali samar dan baru terasa saat mobil dikendarai dalam kondisi tertentu. Karena bekerja berdasarkan tekanan oli, solenoid yang bermasalah juga bisa berkaitan dengan kondisi oli yang tidak optimal. Pemeriksaan solenoid biasanya membutuhkan bantuan teknisi profesional karena melibatkan pemeriksaan elektronik. Jika mulai terasa perpindahan gigi tidak wajar, jangan tunda untuk melakukan pengecekan komponen ini.

3. Sensor throttle position error

illustrasi servis mobil (vecteezy.com/Vasuta Thitayarak)

Sensor throttle position (TPS) berfungsi untuk membaca posisi pedal gas dan mengirimkan sinyal ke ECU agar sistem transmisi menyesuaikan perpindahan gigi. Jika sensor ini bermasalah, ECU bisa salah menafsirkan beban mesin dan akhirnya memicu perpindahan gigi yang tidak presisi. Akibatnya, mobil terasa tersendat, terutama saat kecepatan rendah atau saat akselerasi.

Masalah pada TPS bisa disebabkan oleh konektor yang longgar, kabel yang rusak, atau sensor itu sendiri yang sudah aus. Meskipun kecil, sensor ini sangat berperan dalam menjaga performa transmisi otomatis tetap halus. Untuk mengetahui apakah TPS benar-benar bermasalah, dibutuhkan pemindaian menggunakan alat scan khusus. Jika terbukti rusak, penggantiannya bisa langsung meningkatkan kenyamanan saat berkendara.

4. ECU mengalami malfungsi

illustrasi mengendarai mobil (pexels.com/Dev Raj)

Electronic Control Unit (ECU) adalah otak dari sistem transmisi otomatis. Komponen ini mengatur waktu perpindahan gigi berdasarkan berbagai input dari sensor. Jika ECU mengalami error atau kerusakan pada perangkat lunaknya, maka perintah perpindahan gigi bisa terganggu. Hal ini membuat mobil terasa tertahan, tersendat, atau bahkan gagal berpindah ke gigi yang seharusnya.

Beberapa tanda ECU bermasalah termasuk lampu indikator transmisi menyala, perpindahan gigi yang tidak konsisten, hingga hilangnya respons saat pedal gas ditekan. Kerusakan ECU bisa disebabkan oleh korsleting, kelembapan berlebih, atau usia komponen yang sudah tua. Diagnosis ECU harus dilakukan di bengkel yang memiliki alat scan khusus untuk membaca kode error dan memperbaikinya sesuai dengan standar pabrikan.

5. Kopling hidrolik aus atau bocor

illustrasi interior mobil matic (unsplash.com/stefzn)

Meski mobil matic tidak menggunakan kopling manual, sistem hidrolik di dalam transmisinya berfungsi mirip dengan kopling pada mobil manual. Jika komponen ini mulai aus atau mengalami kebocoran, tekanan hidrolik yang dibutuhkan untuk perpindahan gigi menjadi tidak stabil. Akibatnya, mobil terasa tersendat, terutama saat baru mulai bergerak atau saat berhenti dan kembali melaju.

Kondisi seperti ini sering kali tidak langsung disadari oleh pemilik mobil karena gejalanya muncul secara bertahap. Pemeriksaan terhadap sistem hidrolik transmisi harus dilakukan secara menyeluruh untuk mendeteksi potensi kebocoran atau keausan. Jika memang terbukti rusak, penggantian komponen hidrolik harus segera dilakukan agar transmisi tidak ikut rusak lebih parah.

Saat mobil matic mulai menunjukkan gejala tersendat saat pergantian gigi, itu bukan masalah sepele yang bisa diabaikan. Setiap komponen dalam sistem transmisi bekerja secara terintegrasi, sehingga kerusakan kecil bisa memicu kerusakan yang lebih luas jika dibiarkan. Melakukan pengecekan secara berkala dan memahami tanda-tanda awal kerusakan bisa menjadi langkah awal untuk menghindari kerugian besar. Jangan tunggu sampai transmisi benar-benar rusak sebelum membawa mobil ke bengkel terpercaya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team