Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
illustrasi GPS pada mobil (pexels.com/Erik Mclean)
illustrasi GPS pada mobil (pexels.com/Erik Mclean)

Intinya sih...

  • Dampak GPS pada pola berkendaraMenggunakan GPS mempengaruhi pola berkendara dengan akselerasi mendadak dan rute tidak efisien, meningkatkan konsumsi BBM.

  • Penggunaan perangkat dan konsumsi listrik kendaraanGPS membutuhkan daya listrik tambahan dari sistem kelistrikan kendaraan, meningkatkan konsumsi BBM dalam jangka panjang.

  • Efisiensi rute dan penghematan BBMGPS membantu menemukan rute tercepat, menghindari kemacetan, dan mengurangi risiko tersesat untuk menghemat bahan bakar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era modern ini, GPS sudah menjadi salah satu teknologi yang hampir selalu menemani pengendara, baik untuk perjalanan dekat maupun jarak jauh. Dengan GPS, pengemudi dapat mengetahui rute tercepat, menghindari kemacetan, hingga menemukan lokasi yang sebelumnya tidak pernah dikunjungi. Namun, muncul pertanyaan yang cukup menarik, apakah penggunaan GPS dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar kendaraan?

Pertanyaan ini bukan tanpa alasan, karena GPS bekerja dengan mengandalkan perangkat elektronik yang terhubung ke satelit, memerlukan daya, dan biasanya menggunakan layar ponsel atau head unit mobil yang menyala terus-menerus. Di satu sisi, GPS membantu efisiensi waktu perjalanan, namun di sisi lain ada kekhawatiran bahwa perangkat ini justru menambah beban pada kendaraan atau mengubah pola berkendara sehingga memengaruhi konsumsi BBM. Mari kita ulas lebih dalam.

1. Dampak GPS pada pola berkendara

illustrasi GPS pada mobil (pexels.com/Ingo Joseph)

Menggunakan GPS sebenarnya tidak secara langsung membebani mesin mobil, tetapi dapat mempengaruhi pola berkendara. Saat mengikuti instruksi GPS, pengemudi cenderung melakukan akselerasi atau deselerasi secara mendadak ketika mendekati belokan atau persimpangan. Perubahan kecepatan yang mendadak ini dapat membuat konsumsi BBM menjadi lebih boros dibandingkan berkendara dengan kecepatan yang stabil.

Selain itu, rute yang direkomendasikan GPS kadang bukanlah jalur dengan permukaan jalan paling rata atau lalu lintas paling lancar. Meski terkesan lebih cepat, jalur yang penuh tanjakan atau macet justru memerlukan tenaga mesin lebih besar. Hal ini tentu berpengaruh pada jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perjalanan tersebut.

2. Penggunaan perangkat dan konsumsi listrik kendaraan

illustrasi GPS pada mobil (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

GPS pada ponsel atau head unit membutuhkan daya listrik yang diambil dari sistem kelistrikan kendaraan. Saat ponsel atau perangkat GPS terhubung ke port pengisian daya mobil, alternator bekerja sedikit lebih keras untuk memasok energi. Walaupun tambahan beban ini tergolong kecil, konsumsi BBM bisa meningkat dalam jangka waktu panjang jika GPS digunakan secara intensif.

Perangkat yang terus-menerus menyala juga memerlukan daya layar yang cukup besar, apalagi jika tingkat kecerahan layar tinggi. Meskipun efeknya tidak sebesar penggunaan AC atau lampu, tetap ada kontribusi kecil pada konsumsi bahan bakar. Dalam perjalanan panjang, tambahan ini dapat menjadi signifikan, terutama pada kendaraan dengan efisiensi BBM yang rendah.

3. Efisiensi rute dan penghematan BBM

illustrasi GPS pada mobil (pexels.com/112 Uttar Pradesh)

Di sisi positif, GPS mampu membantu pengemudi menemukan rute tercepat dan terpendek, yang dapat mengurangi waktu tempuh dan menghemat bahan bakar. Dengan memanfaatkan data lalu lintas secara real-time, GPS bisa mengarahkan kendaraan untuk menghindari kemacetan yang biasanya membuat konsumsi BBM meningkat.

Selain itu, GPS juga membantu pengemudi mengurangi risiko tersesat, yang sering kali berujung pada perjalanan lebih jauh dari yang seharusnya. Semakin sedikit jarak yang ditempuh, semakin sedikit pula bahan bakar yang terpakai. Jadi, jika digunakan dengan bijak, GPS sebenarnya dapat menjadi alat untuk meningkatkan efisiensi konsumsi BBM.

4. Faktor psikologis dan kenyamanan berkendara

illustrasi GPS pada mobil (pexels.com/Vladimir Srajber)

Penggunaan GPS dapat memberikan rasa aman dan percaya diri saat berkendara di daerah yang belum dikenal. Ketika pengemudi merasa nyaman, gaya berkendara biasanya lebih tenang dan stabil, yang pada akhirnya bisa berdampak positif pada efisiensi BBM. Berkendara tanpa rasa cemas membantu mengurangi kebiasaan mengemudi agresif yang sering menguras bahan bakar lebih cepat.

Namun, terlalu mengandalkan GPS juga bisa membuat pengemudi kurang memperhatikan kondisi jalan di sekitarnya. Jika hanya fokus pada instruksi suara atau visual, potensi mengambil keputusan berkendara yang kurang efisien akan meningkat. Hal ini bisa menyebabkan konsumsi bahan bakar tidak sehemat yang diharapkan.

Penggunaan GPS memang memiliki pengaruh terhadap konsumsi BBM, meskipun pengaruhnya bisa positif maupun negatif tergantung cara penggunaannya. Jika GPS digunakan untuk mencari rute tercepat dan menghindari kemacetan, konsumsi bahan bakar dapat menjadi lebih hemat. Sebaliknya, jika penggunaan GPS memicu perubahan pola berkendara yang tidak stabil atau memilih rute yang kurang efisien, konsumsi BBM bisa meningkat. Pada akhirnya, keseimbangan antara memanfaatkan teknologi dan menjaga gaya berkendara yang hemat menjadi kunci utama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team