Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengganti oli (freepik.com/ASphotofamily)

Intinya sih...

  • Mesin jadi cepat panas dan overheatOli menyerap panas dari gesekan antar komponen untuk menjaga suhu mesin tetap stabil. Jika terlalu lama tidak diganti, mesin bisa kehilangan tenaga secara tiba-tiba.

  • Timbul endapan lumpur di dalam mesinOli yang sudah lama tidak diganti akan berubah menjadi kotoran pekat dan berlumpur, menyebabkan performa mesin menurun drastis dan risiko kerusakan meningkat.

  • Konsumsi bahan bakar jadi lebih borosOli yang aus menyebabkan gesekan meningkat, membuat mesin butuh tenaga ekstra untuk bergerak, sehingga konsumsi bahan bakar melonjak.

Mesin kendaraan adalah jantung dari segala aktivitas mobilitas. Tapi meskipun punya peran krusial, banyak pemilik kendaraan yang justru abai sama perawatan dasar seperti ganti oli. Padahal oli bukan cuma sekadar pelumas biasa, tapi pelindung utama komponen dalam mesin agar tetap bekerja optimal tanpa gesekan berlebihan. Kalau terlalu lama dibiarkan tanpa diganti, efeknya gak cuma terasa pada performa, tapi juga bisa merembet ke kerusakan fatal yang memakan biaya besar.

Ganti oli tepat waktu seharusnya sudah jadi rutinitas wajib setiap pengemudi. Gak peduli mobil baru atau lama, semua mesin pasti butuh oli yang bersih dan berfungsi maksimal. Masalahnya, gak semua orang sadar betapa pentingnya pelumas ini. Berikut ini beberapa efek samping yang bisa muncul kalau terlalu lama menunda ganti oli mesin.

1. Mesin jadi cepat panas dan overheat

ilustrasi mobil overheat (freepik.com/jcomp)

Oli berfungsi menjaga suhu mesin tetap stabil dengan menyerap panas dari gesekan antar komponen. Kalau oli dibiarkan terlalu lama, kemampuan menyerap panasnya akan menurun drastis. Akibatnya, suhu mesin bisa melonjak dalam waktu singkat, terutama saat berkendara jarak jauh atau di tengah kemacetan. Overheat ini bisa membuat mesin kehilangan tenaga secara tiba-tiba dan merusak struktur internalnya.

Saat oli sudah kehilangan viskositas, pelumas gak bisa lagi melapisi komponen logam dengan baik. Gesekan antar logam jadi lebih intens, suhu naik lebih cepat, dan sistem pendinginan pun gak cukup kuat menahannya. Dalam jangka panjang, kondisi ini membuat mesin berisiko mengalami kerusakan permanen. Perbaikan akibat overheat jelas menguras waktu dan dompet.

2. Timbul endapan lumpur di dalam mesin

ilustrasi mengganti oli (freepik.com/ASphotofamily)

Oli yang sudah lama gak diganti akan berubah menjadi kotoran pekat dan berlumpur. Endapan ini disebut sludge, dan sifatnya bisa menyumbat jalur oli di dalam mesin. Kalau aliran oli terhambat, bagian-bagian mesin gak akan mendapatkan pelumasan yang cukup. Akibatnya, performa mesin menurun drastis dan risiko kerusakan meningkat tajam.

Endapan lumpur ini juga menyulitkan kinerja filter oli, yang sebenarnya bertugas menyaring kotoran. Ketika filter penuh dan jalur oli tersumbat, tekanan oli jadi gak stabil. Mesin pun terpaksa bekerja lebih keras, tapi dengan perlindungan minim. Semakin lama dibiarkan, sludge bisa membuat mesin macet total.

3. Konsumsi bahan bakar jadi lebih boros

ilustrasi mengisi bahan bakar (freepik.com/senivpetro)

Salah satu fungsi utama oli adalah mengurangi gesekan di dalam mesin agar komponen bisa bergerak mulus. Ketika oli sudah aus, gesekan meningkat, dan mesin butuh tenaga ekstra untuk bergerak. Ini menyebabkan konsumsi bahan bakar melonjak karena mesin gak lagi bekerja efisien. Mobil yang biasanya irit bisa tiba-tiba terasa lebih boros.

Efek boros ini gak hanya terasa di pom bensin, tapi juga menambah beban biaya harian. Mobil yang mesinnya bekerja dengan gesekan tinggi akan sulit mempertahankan performa optimal. Pada akhirnya, pengeluaran untuk bahan bakar meningkat, tapi tenaga yang dihasilkan justru menurun. Ini jelas merugikan dari sisi kenyamanan maupun pengeluaran.

4. Komponen mesin aus lebih cepat

ilustrasi mengganti oli mobil (freepik.com/jcomp)

Oli bersih mampu membentuk lapisan pelindung antara komponen logam di dalam mesin. Tapi saat oli sudah terdegradasi, lapisan pelindung ini menghilang. Gesekan logam tanpa pelumas mempercepat keausan pada piston, silinder, dan poros engkol. Kalau sudah aus, penggantian komponen ini gak murah dan butuh waktu lama di bengkel.

Keausan mesin bisa membuat suara mesin terdengar kasar, bahkan muncul getaran yang mengganggu saat mobil dikendarai. Selain itu, tenaga mesin juga cenderung drop karena kompresi jadi gak maksimal. Gak sedikit kasus mobil harus turun mesin hanya karena pengabaian sederhana seperti menunda ganti oli.

5. Risiko mesin mati total di tengah jalan

ilustrasi mesin mati total (freepik.com/jcomp)

Dalam kondisi ekstrem, oli yang gak pernah diganti bisa menyebabkan mesin mati mendadak. Ketika pelumasan berhenti dan suhu terus meningkat, komponen vital seperti crankshaft atau camshaft bisa macet. Mesin pun kehilangan kemampuan berputar dan berhenti secara tiba-tiba. Kejadian ini bisa sangat berbahaya apalagi kalau terjadi di jalan tol atau tanjakan.

Risiko mesin mati total ini juga memperbesar peluang kecelakaan. Pengemudi jadi panik, kendaraan kehilangan kendali, dan pengguna jalan lain pun bisa terdampak. Masalah yang sebenarnya bisa dicegah dengan biaya terjangkau, justru berakhir menjadi bencana yang menguras tenaga dan emosi. Inilah alasan pentingnya disiplin dalam merawat oli mesin.

Ganti oli bukan soal rutinitas semata, tapi bentuk perlindungan terhadap investasi kendaraan. Menunda ganti oli memang terlihat sepele, tapi efek jangka panjangnya bisa membuat mesin rusak permanen. Lebih baik meluangkan sedikit waktu dan biaya sekarang, daripada harus membayar mahal di kemudian hari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team