Sejarah Flanel, Kemeja Kotak-Kotak Andalan Anak Muda

Sudah dikenal sejak abad ke-17

Bagaikan barang wajib dimiliki oleh semua orang, pakaian, terutama kemeja berbahan flanel memang nyaman buat berbagai aktivitas. Banyak dikenakan kawula muda, biasanya sebagai pakaian untuk kuliah, kerja, sampai ke mal karena begitu nyaman dan mudah dipadupadankan. 

Namun, tahukah kamu sejarah kain flanel dan apa yang membuatnya terus bertahan selama berabad-abad? Yuk, simak penjelasan singkat tapi padat soal kain flanel di bawah ini. Sudah ada sejak abad ke-17, loh!

1. Sejarah munculnya kain flanel

Sejarah Flanel, Kemeja Kotak-Kotak Andalan Anak Mudasejarah kain flanel (unsplash.com/@david_besh)

Dilansir Masterclass, kain flanel sudah bisa ditemukan sejak akhir abad ke-17 di Wales. Pada saat itu para pekerja tekstil mengumpulkan sisa-sisa wol domba dan dibuat kain yang nyaman, hangat, sekaligus menyerap kelembapan. 

Karena nyaman, tak membutuhkan waktu lama bagi para pekerja dan petani membuat seragam berbahan flanel. Kain ini pun banyak dikirim sampai ke Inggris dan Prancis dan menjadi kain bagi seragam pekerja selama Revolusi Industri. 

Popularitas kain flanel kian menanjak terutama di abad kedua puluh. Pada saat Perang Dunia I, Amerika Serikat menambahkan kain flanel dalam seragam tentara yang berguna untuk menambah kehangatan. 

Flanel kemudian berjalan melintasi kolam, menyebar dalam popularitas di abad ke-20 selama Perang Dunia I, ketika Amerika Serikat memasukkan lapisan flanel dalam seragam tentara untuk memberikan kehangatan ekstra.

2. Sejarah kemeja flanel kotak-kotak

Sejarah Flanel, Kemeja Kotak-Kotak Andalan Anak Mudasejarah kain flanel kotak-kotak (unsplash.com/@alisaanton)

Berbeda dengan kain flanel motif kotak-kotak yang sampai saat ini masih banyak digunakan. Kain flanel jenis tersebut baru baru datang pada tahun 1990-an saat band-band beraliran grunge kerap menggunakan flanel kotak-kotak saat manggung. Dari sana kemudian flanel kotak-kotak menjadi ciri khas bagi penikmat musik grunge. 

Di tahun 2000-an kemeja kotak-kotak flanel juga banyak digunakan oleh kaum hipster. Pakaian tersebut kian berkembang dan sangat populer yang umumnya dikenakan di luar ruangan dan berkemah. Namun sekarang pakaian berbahan flanel tidak lagi memiliki sekat, tidak hanya untuk fans grunge, hipster dan kemah, melainkan pakaian serba guna dan kapan saja. 

Baca Juga: 9 Rekomendasi Flanel Brand Lokal Pria, Cocok untuk Ngampus! 

3. Ciri khas kain flanel

Sejarah Flanel, Kemeja Kotak-Kotak Andalan Anak Mudaciri khas kain flanel (unsplash.com/@linalitvin)

Ciri khas kain flanel yang terkenal adalah kemampuannya dalam menahan kehangatan. Maka dari itu, orang luar negeri banyak yang mengandalkan flanel sebagai pakaian luar ruangan dan orang dalam negeri menjadikannya outer

Ciri khas kain flanel kedua yaitu teksturnya yang lembut dengan serat-serat yang longgar sehingga sangat nyaman buat digunakan kapan saja. Dan terakhir, karena seratnya yang longgar membuat kain flanel cukup menyerap keringat. 

4. Penggunaan kain flanel

Sejarah Flanel, Kemeja Kotak-Kotak Andalan Anak MudaIlustrasi kemeja flannel (unsplash.com/Bannon Morrissy)

Banyak yang mengira bahwa kain flanel hanyalah kemeja dengan motif kotak-kotak. Padahal kain flanel bisa dicetak dengan motif apa pun dan tidak semua kain flanel itu harus kotak-kotak.

Kegunaan kain flanel dalam dunia fashion juga banyak selain jadi kemeja saja. Di luar negeri, kamu bisa dengan mudah menemukan piyama berbahan flanel karena sangat lembut dan longgar. Ada juga yang menggunakan kain flanel sebagai selimut, seprai, dan sampai penutup furnitur.

Itulah sejarah kain flanel sampai dengan penggunaannya di zaman sekarang. Jadi sudah paham 'kan kalau gak semua kain kotak-kotak itu flanel dan flanel tak selalu jadi kemeja saja?

Baca Juga: 5 Cara Mudah Merawat Kemeja Flanel Agar Tetap Awet, Perhatikan Bro!

Dyar Ayu Photo Community Writer Dyar Ayu

Jalan-jalan mencari penyu Alabiyu~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya