TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Beauty Blogger, Hanifa harus Mahir Menulis sampai Buat Konten 

Bekerja sebagai blogger harus diberikan payung hukum

Blogger Hanifa (instagram.com/honeyvha_)

Yogyakarta, IDN Times – Sejak tahun 2007, setiap tanggal 27 Oktober diperingati sebagai Hari Blogger Nasional. Bukan tanpa alasan, tahun-tahun tersebut profesi sebagai penulis blog begitu diminati, bahkan sampai saat ini. Tak sekadar menulis, blogger masa kini juga dituntut menjadi pembuat konten hingga sebagai penulis.

Hanifa, salah satu blogger asal Jogja yang sudah tahunan menggeluti bidang blogging, khususnya kanal lifestyle dan beauty. Meski mengaku tak selalu mulus, melalui blog miliknya www.honeyvha.com, ia merasa senang bisa bekerja sesuai dengan hobinya, yaitu menulis.

1. Berkenalan dengan komunitas sesama blogger membuat Hanifa banyak belajar

komunitas blogger jogja (instagram.com/honeyvha_)

Awalnya isi blog Hanifa tak jauh soal kisah hidupnya, bagaimana ia menghadapi quarter life crisis. Cerita demi cerita mendapat perhatian pembaca yang mengalami hal serupa dengannya. “Curhatan-curhatan ini kemudian saya kemas menjadi tulisan ‘how to’, sehingga makin banyak yang membaca dan mereka merasa relate dengan kehidupannya.”

“Menulis di blog sebenarnya sudah sejak SMA. Ya saya menulis di blog karena suka menulis saja, curhat dan sebagainya. Saat itu berbarengan dengan saya mengenal sosial media seperti friendster dan facebook.” cerita Hanifa kepada IDN Times, pada Kamis (27/10/2022).

Perjalanan sebagai penulis blog kemudian berlanjut mengenal komunitas blogger. Hanifa mengikuti berbagai komunitas blogger khususnya yang menaungi blogger perempuan seperti Emak Blogger, Blogger Perempuan, dan Jogja Bloggirls. Dari komunitas tersebut, ia mengaku matanya kian bagaimana menjadi blogger yang lebih profesional.

“Baru ketika tahun 2016, saya tahu dan bergabung dengan komunitas blogger dan belajar kalau dari sana bisa dapat adsense, bisa dapat penghasilan, dan jalin kolaborasi dengan brand” lanjutnya. Perempuan asli Jogja ini juga mengatakan dari komunitas, ia mengerti bagaimana cara mendatangkan traffic yang alami, belajar SEO, juga struggling sebagai blogger.

Baca Juga: Thomas Dian Si Pesulap Sepeda Rongsok dari Jogja Jadi Berkelas 

2. Rutin mengunggah tulisan di blog adalah salah satu kunci agar mendapatkan pembaca tinggi

Hanifa blogger Jogja (instagram.com/honeyvha_)

Membutuhkan waktu yang tak sebentar bagi untuk bisa memiliki blog yang menghasilkan cuan seperti sekarang, hingga akhirnya ia banjir endorse dari berbagai merek make up dan skincare.

“Yang jelas harus rutin ya untuk memposting tulisan di blog. Selain itu blog juga harus spesifik. Dulu saya juga blognya masih gado-gado (tema tulisan) tapi kemudian ada interest beauty dan juga skincare, baru saya khususkan kalau blog ini untuk membahas lifestyle.”

Hanifa lantas memberi tips and trick bagi siapa saja yang ingin jadi blogger bahwa perlu untuk membentuk identitas dari blog yang dimiliki. Dengan begitu, isi dari kontennya akan lebih rapi dan terarah.

“Misalnya mau membahas soal beauty, ya lurus aja fokus seperti mengulas soal make up, lalu ditambah tips skincare, dan lain-lain. Tulisan yang simpel akan gampang disenangi pembaca,” tambahnya. Perempuan yang lahir tahun 1992 ini mewajibkan dirinya untuk mengunggah empat sampai lima tulisan sebulan.

3. Masih bekerja sendiri, Hanifa jadikan pendapatannya untuk investasi alat kerja

Ilustrasi bekerja (pexels.com/Vlada Karpovich)

Hanifa saat ini masih bekerja sendiri dalam membuat tulisan sampai konten grafisnya. Ia mengaku cukup bekerja keras dibandingkan blogger yang telah memiliki tim karena semua kontennya ia kerjakan sendiri.

“Biasanya mereka (brand) mintanya publikasi yang mana kami bisa berikan bentuk kerja samanya unggah di blog tapi juga satu paket dengan Instagram atau kebutuhan media sosial mereka apa," terang Hanifa menyoal cara kerjanya sebagai beauty blogger. Untuk itu Hanifa harus belajar cara membuat konten lain seperti foto dan video yang harus dikerjakan sama baik dengan tulisannya.

Enggan menjelaskan berapa tarif sekali endorsment, tapi Hanifa kini telah memiliki berbagai alat penunjang kerja yang lebih canggih. Ia sengaja ‘memutar’ uang yang didapat dari bekerja untuk membeli laptop, kamera, sampai ponsel dengan pilihan terbaik agar kualitas konten yang dihasilkan juga lebih menjual.

“Kami menetapkan harga sesuai dengan effort yang kita keluarkan, apalagi karena belum ada tim jadi usahanya lebih. Ada standar yang harus dijaga supaya konten diberikan juga berkualitas baik.”

Baca Juga: Menjajal Es Cokelat Impian Lempuyangan, Lagi Viral di Jogja

4. Dari menjadi freelance blogger, Hanifa mendapat berbagai pekerjaan

ilustrasi seseorang sedang mengetik di laptop (Pexels.com/Ivan Samkov)

Ia paham media blog bisa disambangi oleh siapa saja dan membawa dampak baik tak hanya cuan dan relasi, tapi juga pekerjaan dengan jenjang yang lebih menjanjikan. Dari tulisan, foto, sampai video yang dihasilkan oleh Hanifa orang yang menjadi kliennya bisa melihat bahwa ia sudah berpengalaman sebagai penulis dan content creator.

“Saya juga menjadikan blog sebagai online portofolio, lalu dari sana sering mendapat tawaran pekerjaan lain. Seperti kemarin yang mengurus website kantor, mereka notice saya lewat blog. Jadi ya gak lantas menjadikan blog sebagai satu-satunya pekerjaan,” terangnya.

Walau begitu, kini Hanifa tengah rehat dari bekerja secara penuh waktu dan ingin fokus menjadi blogger sekaligus belajar lagi. Ia berencana menambah skill sebagai ux-writer dan copywriter yang mengandalkan kemampuan menulis, serta kemampuan research yang lebih baik. Waktu luangnya kini dihabiskan dengan membaca, mengikuti online class, dan praktik menulis langsung untuk kian mengasah kemampuan.

“Tetap menulis, tapi gak mau juga menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar dan mencoba skill lain.”

Baca Juga: Menikmati ViaVia Guesthouse, Penginapan Ramah Lingkungan di Jogja 

Berita Terkini Lainnya