Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Wuku dan Neptu, Astrologi Jawa yang Tak Kalah Paten

ilustrasi kalender (pexels.com/LeelooTheFirst)
ilustrasi kalender (pexels.com/LeelooTheFirst)
Intinya sih...
  • Wuku adalah periode waktu yang menentukan watak seseorang, terdapat 30 Wuku dengan umur 7 hari masing-masing.
  • Neptu terbagi menjadi Neptu Dina dan Neptu Pasaran, digunakan untuk menandai nilai hari-hari pada saptawara dan pancawara.
  • Weton adalah hasil perhitungan antara neptu pasaran dan dino, digunakan untuk mengetahui berbagai manfaat seperti tanggal baik untuk melangsungkan acara dan memperkirakan sifat seseorang.

Terdapat dua kalender yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama di Keraton Jogja, dalam kehidupan sehari-hari. Pertama adalah kalender Masehi dan kalender Jawa, yang diciptakan pada pemerintahan Sultan Agung (1613-1645). Tujuan dari penciptaan kalender Jawa adalah agar adanya keselarasan antara perayaan keraton dengan hari besar Islam.

Selain itu, Keraton Jogja juga mengenal adanya wuku dan neptu, lho. Keduanya memiliki peran penting dalam penentuan hari hingga memprediksi watak dan sifat seseorang. Penasaran tentang ulasan selengkapnya? Yuk, simak berikut ini!

1. Pengertian wuku dan 30 namanya

ilustrasi roda tahun dan kalender (pexels.com/Monstera Production)
ilustrasi roda tahun dan kalender (pexels.com/Monstera Production)

Dilansir laman kratonjogja.id, Wuku adalah periode waktu yang dianggap menentukan watak dari anak yang dilahirkan. Sedangkan ilmu perhitungannya, disebut sebagai Pawukon. Nah, terdapat 30 Wuku yang masing-masing memiliki umur 7 hari, sehingga satu siklus Wuku memiliki umur 210 hari yang disebut Dapur Wuku. Dan selain digunakan di Jawa, Wuku juga erat dalam kehidupan masyarakat Bali.

Berikut adalah daftar 30 wuku yang menurut laman ullensentalu.com, sudah eksis sejak zaman kerajaan-kerajaan Hindu-Budha:

  • Sinta

  • Landep

  • Wukir

  • Kurantil

  • Tolu      

  • Gumbreg

  • Warigalit

  • Warigagung

  • Julungwangi

  • Sungsang

  • Galungan

  • Kuningan

  • Langkir

  • Mandasiya

  • Julungpujud

  • Pahang

  • Kuruwelut

  • Marakeh

  • Tambir

  • Madangkungan

  • Maktal

  • Wuye

  • Manahil

  • Prangbakat

  • Bala

  • Wugu

  • Wayang

  • Kulawu

  • Dukut

  • Watugunung

2. Macam-macam neptu dan nilainya

ilustrasi kalender (pexels.com/pixabay)
ilustrasi kalender (pexels.com/pixabay)

Tak kalah penting berikutnya yaitu neptu. Dikutip dari laman kratonjogja.id, ada dua macam Neptu yakni Neptu Dina dan Neptu Pasaran. Neptu Dina adalah angka yang digunakan untuk menandai nilai hari-hari pada saptawara seperti Senin, Selasa, sampai Minggu.

Sedangkan Neptu Pasaran yang sebutannya adalah Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi berguna untuk menandai nilai hari-hari pada pancawara. Nantinya nilai-nilai ini digunakan untuk menghitung hari baik atau buruknya saat akan mengadakan kegiatan tertentu, hingga mencari tahu watak seseorang yang lahir pada hari tersebut.

3. Weton dan cara menghitungnya

Ilustrasi Weton Tulang Wangi (freepik.com/pikisuperstar)
Ilustrasi Weton Tulang Wangi (freepik.com/pikisuperstar)

Nah, dari perhitungan antara neptu pasaran dan dino inilah yang kemudian disebut dengan weton. Masing-masing Weton memiliki nilai Neptu yang berbeda. Untuk nilai neptu dina yaitu:

  • Minggu: 5

  • Senin: 4

  • Selasa: 3

  • Rabu: 7

  • Kamis: 8

  • Jumat: 6

  • Sabtu: 9

Sedangkan nilai neptu pasaran yaitu:

  • Wage: 4

  • Kliwon: 8

  • Legi: 5

  • Pahing: 9

  • Pon: 7

Untuk mengetahui weton seseorang, cara menghitungnya adalah menambahkan antara neptu pasaran dan neptu dina. Misal seseorang lahir pada Selasa Pon, maka wetonnya adalah 7+3=10.

Orang Jawa percaya bahwa dengan menghitung weton, bisa untuk mengetahui berbagai manfaat. Misalnya tanggal baik untuk melangsungkan sebuah acara seperti pernikahan, yang memerlukan menghitung weton antara calon pengantin perempuan dan laki-laki. Selain itu, laiknya astrologi pada kalender Masehi, weton juga dapat memperkirakan sifat-sifat seseorang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us