Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alasan Pasangan Belum Mengajakmu untuk Menikah 

ilustrasi belum diajak menikah (pexels.com/RODNAE Productions)

Menikah adalah sebuah komitmen besar yang harus dipertimbangkan dengan matang. Terkadang pasangan yang telah pacaran cukup lama, belum ada komiten untuk menikah. Apakah kamu sedang mengalami situasi seperti ini? Jangan khawatir, karena kamu bukanlah satu-satunya orang yang mengalaminya.

Ada banyak alasan mengapa seseorang belum ingin menikah, mulai dari finansial hingga masih ragu tentang perasaannya. Apakah kamu juga merasakannya, berikut beberapa alasan pasangan menunda pernikahan. 

1. Belum mapan finansial

ilustrasi bingung akan finansial (pexels.com/Mikhail Nilov)

Salah satu alasan umum seorang pria belum mengajak pasangannya untuk menikah adalah belum merasa mapan secara finansial. Bagi pria, belum memiliki finansial yang stabil menandakan bahwa mereka belum matang. 

Biasanya, seorang pria enggan memikirkan pernikahan sebelum ia memiliki karir yang diimpikan, gaji yang cukup. 

2. Belum yakin tentang hubungan

ilustrasi ragu dengan hubungan (pexels.com/Alex Green)

Seperti halnya dengan wanita, pria juga melakukan observasi dan pertimbangan yang cukup banyak, seperti: apakah pasangannya cenderung boros? Apakah hubungan mereka bisa menimbulkan stres dan tekanan? Apakah bisa menjadi teman diskusi yang responsif dan menyenangkan? Apakah pasangannya menghargai atau justru mengkritik dirinya? 

Selama hal-hal tersebut masih mengganggu pikirannya, ia tidak akan mengajak pasangannya untuk menikah. Memang, tidak ada wanita yang sempurna, tetapi jika ingin menikah, maka ia harus bisa menunjukkan bahwa kriteria dasar seorang wanita yang pantas untuk dinikahi memang ada pada dirinya.

3. Masih diatur orangtua

ilustrasi diatur orangtua (pexels.com/SHVETS production)

Pria sering kesulitan sulit untuk mengambil keputusan besar dalam hidupnya, termasuk menikah. Banyak dari mereka yang memilih untuk menyerahkan keputusan tersebut pada orangtua. Meskipun orangtua tidak terlibat dalam hal-hal mendasar seperti pekerjaan atau pendidikan, namun mereka kemungkinan masih mengatur kehidupan jodoh dan masa depan anak-anak mereka.

4. Kebanyakan berpikir negatif tentang pernikahan

Ilustrasi pernihakan (IDN Times/Istimewa)

Ketakutan terbesar pria ketika memutuskan untuk menikah adalah kehilangan kebebasan. Mereka khawatir tidak bisa lagi melakukan aktivitas yang biasa dilakukan bersama teman-temannya, seperti berkumpul atau travelling.

Selain itu, mereka juga takut tidak bisa menyeimbangkan antara pekerjaan, keluarga, dan hobi. Pria juga takut mengalami perceraian dan terjebak di dalam hubungan yang toxic.

5. Kamu tidak meminta kepastian darinya

ilustrasi tidak minta kepastian (pexels.com/Alena Darmel)

Tidak ada yang salah dengan meminta kepastian, kecuali jika permintaan tersebut dilakukan terlalu dini seperti pada saat kencan pertama. Banyak pria yang merasa senang dan lega ketika pasangannya tidak memintanya untuk melamar. "

Banyak wanita yang tidak ingin merepotkan atau meminta terlalu banyak dari pasangannya, sehingga mereka memilih untuk diam dan menahan keinginan mereka. Wanita juga takut bahwa sikap mereka akan membuat pria risih atau bahkan pergi meninggalkan. Padahal, jika kamu adalah pasangan yang tepat, seharusnya mendapatkan komitmen untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Dalam sebuah hubungan, penting bagi pasangan untuk saling memahami dan mendukung keputusan satu sama lain, termasuk ketika menyangkut keputusan besar seperti menikah. Jangan terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan, karena menikah adalah sebuah komitmen yang harus dipertimbangkan secara matang. Jika kamu merasa pasanganmu belum siap atau masih memiliki kekhawatiran tertentu, cobalah untuk terbuka dalam berkomunikasi dan mencari jalan keluar yang terbaik bersama-sama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us