TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Hadapi Orang yang Merasa Lebih Baik darimu, Puji Habis-habisan 

Dia sebenarnya cuma haus akan pengakuan

ilustrasi bersalaman (pexels.com/RDNE Stock project)

Intinya Sih...

  • Jangan terlalu memengaruhi perasaanmu jika seseorang merasa lebih baik darimu dalam hal apapun, termasuk kariernya atau jumlah sedekahnya.
  • Fokuslah pada apa yang kamu kerjakan dan jangan memiliki niat buruk pada siapapun, biarkan orang lain menilai dirimu.
  • Diam-diam pelajari perilakunya dan rawat sikap rendah hati, jaga perasaan serta penilaian terhadap diri sendiri.

Orang dapat merasa lebih baik darimu dalam hal apa saja. Mulai dari pencapaian hidup, kemampuan diri, status sosial ekonomi, kedermawanan, sampai dalam kaitannya dengan religiusitas. Haruskah kamu merasa terintimidasi dengan keyakinannya tersebut? 

Bila kamu membiarkan perasaannya sebagai orang yang lebih baik terlalu memengaruhimu, ini dapat berakibat buruk untukmu. Baiknya sih, dirimu bersikap tetap santai di depannya seakan-akan tak ambil pusing mengenai siapa yang lebih baik di antara kalian. Sekaligus tetap menjadikan perilakunya sebagai pelajaran untuk diri sendiri.

Ingat untuk tak perlu mendebat pandangannya yang begitu tinggi terhadap diri sendiri. Jika kamu melakukannya, tidak akan mengubah apa pun dari bualannya. Hadapi dia dengan tenang dan terapkan lima tips di bawah ini.

1. Tak usah merasa lebih rendah darinya

ilustrasi duduk di beranda (pexels.com/Thiago Neves)

Bahkan bila ada ukuran yang dijadikannya dasar untuk merasa lebih baik darimu, kamu gak harus mengikutinya. Misalnya, ia merasa lebih darimu karena kariernya lebih moncer. Pendapatannya juga berlipat-lipat darimu. Semua itu memang bisa dilihat secara nyata.

Tapi bukan berarti kamu yang posisi di kantor biasa saja dan penghasilan gak setinggi dirinya menjadi lebih rendah darinya dalam segalanya. Buktinya, baik kehidupannya maupun kehidupanmu sama-sama berjalan. Soal dia mengeklaim bahwa hidupnya lebih terpandang darimu, toh kamu juga bukan sampah masyarakat yang menjadi bahan celaan.

Begitu pula kalau ia merasa lebih baik karena sedekahnya lebih banyak daripada kamu. Secara jumlah uang yang dikeluarkan, dia memang menang. Namun, siapa juga yang sedang berlomba dengan orang lain dalam hal bersedekah?

Kamu mungkin lebih fokus pada menjalankan perintah agama untuk berbagi. Pun keikhlasan setiap orang tidak diukur dari banyaknya jumlah pemberian. Siapa tahu meski sedekahmu gak sebanyak dia, tetapi keikhlasanmu lebih besar. Sebab sedekahmu yang menurutnya gak seberapa itu sebenarnya disisihkan dengan susah payah dari pendapatan yang kecil dan dirimu tak mengharapkan pujian dari siapa pun.

2. Ingat bahwa setiap orang dapat mengklaim apa saja

ilustrasi percakapan (pexels.com/Anna Shvets)

Semua orang bebas memandang dirinya seperti apa pun. Pribadi yang minder akan melihat dirinya tidak pernah lebih baik daripada orang lain. Sementara itu, orang yang narsistik cenderung merasa dirinya lebih unggul dibandingkan siapa pun.

Pengakuan sepihak dari seseorang yang merasa lebih baik darimu hendaknya jangan terlalu dipikirkan. Kalau kamu mau, dirimu juga dapat melakukan hal yang sama dengannya. Namun, tentu saja itu tak perlu dan bukan perilaku yang positif. 

Seberapa unggul dirimu dalam hal apa pun biar dinilai oleh orang lain. Dalam hal ini, mereka bisa lebih objektif dibandingkan kamu sibuk menilai diri sendiri. Terpenting kamu selalu fokus pada apa yang dikerjakan dan tidak memiliki niat-niat yang buruk pada siapa pun serta guna kepentingan apa pun.

3. Berikan sanjungan

ilustrasi percakapan (pexels.com/Kindel Media)

Diam terus selagi seseorang mengunggulkan dirinya di hadapanmu barangkali juga sulit. Nanti kamu malah terkesan gak ramah atau membencinya. Cairkan suasana dengan memberikan apa yang diinginkannya. Ya, orang yang sibuk mengatakan dirinya lebih baik daripada si ini dan si itu sebenarnya hanya haus akan pujian. 

Karakter aslinya ialah tidak percaya diri. Maka dia membutuhkan validasi dari orang lain. Jika tak seorang pun segera mengatakan dirinya lebih baik daripada orang lain, ia berusaha meyakinkan diri dengan cara sesumbar. Meski kamu kurang respek dengan perilakunya, menyanjungnya juga tak mengurangi apa pun darimu.

Dirimu dapat mengatakan hal-hal singkat seperti ia hebat, luar biasa, atau perlu dicontoh. Ketimbang mematahkan klaimnya secara langsung, memuji malah bisa lebih efektif untuk membuatnya pelan-pelan kehabisan bahan buat berbual. Anggap saja kamu sedang memberi minum pada orang yang kehausan.

Betapa pun hausnya dia, mustahil ia kuat terus minum. Dia akan berhenti minum sebelum perutnya kembung. Begitu pula orang yang merasa lebih baik darimu akhirnya akan puas selepas mendapatkan sanjunganmu yang baginya terasa sebagai pengakuan.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Dilakukan Orang Toxic, Kenali dan Hindari

4. Tantang dia untuk membuktikannya

ilustrasi dua pria (pexels.com/Laura Tancredi)

Di samping memuji, kamu juga bisa memakai strategi menantang seseorang untuk membuktikan posisinya yang lebih unggul darimu. Kalau dia tanya tujuanmu, katakan saja agar dirimu lebih yakin. Atau, bilang bahwa kamu memerlukan bantuan yang nyata darimu.

Misalnya, ia selalu berkata bahwa kariernya berjalan lebih baik daripada kariermu. Tanyakan padanya, apakah dia dapat membantumu memajukan karier? Bukan sekadar dengan nasihat-nasihat yang sudah kerap kamu dengar atau baca dari berbagai buku pengembangan diri.

Katakan bahwa dengan karier yang bagus, tentu dia punya lebih banyak relasi dan pengaruh yang besar daripada kamu. Mintalah ia mempromosikanmu jika kalian sekantor atau dia dapat mencarikanmu posisi di kantornya dengan pendapatan dan jenjang karier yang lebih bagus. Walau kamu gak serius dengan permintaan itu, bila ia dapat memenuhinya akan menjadi keuntungan buatmu. Tapi jika gagal, ia pasti berhenti mengaku dirinya lebih baik darimu.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya