Bantul, IDN Times - Di tengah gencarnya program elektrifikasi kendaraan di Indonesia, Program Studi Teknologi Rekayasa Otomotif (TRO) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menghadirkan inovasi teknologi ramah lingkungan.
Tim yang dibimbing Ir. Zuhri Nurisna, M.T., berhasil mengembangkan konversi sepeda motor berbahan bakar bensin menjadi tenaga listrik. Inovasi ini diharapkan tidak hanya mendukung program pemerintah dalam elektrifikasi kendaraan, tetapi juga membuka peluang bagi UMY menjadi bengkel konversi resmi di bawah naungan pemerintah.
UMY Konversi Motor Listrik Solusi Sepeda Motor Tua Susah Suku Cadang

Intinya sih...
Pemerintah bisa memberikan program subsidi konversi motor listrik
Proses penggantian mesin motor bensin menjadi listrik berdaya 2 kW, dengan penghematan biaya operasional hingga 75 persen
Ingin memiliki bengkel konversi resmi mitra Kementerian ESDM untuk mendukung masyarakat yang ingin mempertahankan desain motor lamanya sekaligus mengadopsi teknologi ramah lingkungan
1. . Pemerintah bisa memberikan program subsidi konversi motor listrik
Zuhri menilai terdapat peluang besar dari program pemerintah yang memberikan subsidi konversi motor listrik, khususnya untuk kendaraan yang sudah tidak diproduksi dan sulit mendapatkan suku cadang. Menurutnya, dengan konversi, nilai motor yang sudah menurun bisa meningkat kembali sekaligus mendukung pengurangan penggunaan BBM.
“Inovasi ini bermula ketika saya mengikuti pelatihan konversi dari Kementerian ESDM. Pemerintah memberikan subsidi konversi, tapi saya melihat peluang yang lebih menarik pada motor-motor diskontinue yang nilai jualnya sudah turun dan sulit mendapatkan suku cadang. Melalui program ini, nilai motor bisa naik kembali,” ujar, Kamis (14/8/2025).
2. Ini proses penggantian mesin
Salah satu unit motor yang dikonversi oleh Zuhri dan timnya adalah Honda CS-1 keluaran 2007. Pada prosesnya mesin bensin dilepas dan diganti motor listrik tipe BLDC mid-drive berdaya 2 kW, sesuai ketentuan pemerintah untuk kapasitas 125–150 cc. Hasilnya cukup signifikan, dengan penghematan biaya operasional mencapai 75 persen dibanding motor berbahan bakar minyak. Selain itu, motor listrik memiliki perawatan lebih sederhana dengan biaya lebih rendah.
Zuhri menegaskan teknologi konversi ini dapat diterapkan pada berbagai jenis kendaraan, meski setiap model memerlukan penyesuaian desain. Proyek yang menjadi tugas akhir mahasiswa ini memakan waktu sekitar enam bulan. Jika sudah memiliki desain master, proses konversi bisa dipercepat menjadi hanya dua minggu.
3. Ingin memiliki bengkel konversi resmi mitra Kementerian ESDM
Ke depan, dosen TRO UMY ini ingin inovasi yang dilakukan lebih dari sekadar proyek akademik. Ia menargetkan Laboratorium Otomotif TRO UMY diakui sebagai bengkel konversi resmi mitra Kementerian ESDM.
Ia mengaku optimis inovasi ini dapat menjadi jawaban bagi masyarakat yang ingin mempertahankan desain motor lamanya sekaligus mengadopsi teknologi ramah lingkungan. “Harapannya, laboratorium kita bisa menjadi bengkel resmi yang legal dan terdaftar, sehingga masyarakat yang ingin melakukan konversi bisa mendapatkan pelat nomor bergaris biru. Semua orang memang bisa melakukan konversi, namun untuk mendapat lisensi resmi diperlukan bengkel yang diakui pemerintah,” pungkasnya.