Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Uga, seniman autis lulusan Magister UNY yang gunakan seni untuk ekspresi. (dok. UNY)
Uga, seniman autis lulusan Magister UNY yang gunakan seni untuk ekspresi. (dok. UNY)

Intinya sih...

  • Lingkungan seni jadi titik balik Uga dari bullying dan memberikan pengalaman berharga dalam interaksi dengan mahasiswa asing.

  • Tesis tentang seni sebagai media terapi menunjukkan bahwa keterlibatan anak autis dalam seni rupa memberikan dampak positif bagi mereka.

  • Uga lulus magister dengan dukungan penuh dari dosen, teman sebaya, dan Pusat Studi Disabilitas UNY, serta memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang doktoral.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times – Perjalanan akademik Anugrah Fadly Kreato Seniman atau Uga tidaklah mudah. Sejak bayi, ia didiagnosis Autism Spectrum Disorder (ASD) disertai gangguan tidur yang sulit diatasi. Masa kecilnya diwarnai perjuangan orang tua mencari terapi, sekaligus tantangan lingkungan sekolah yang belum sepenuhnya ramah bagi anak autis.

Meski menghadapi perlakuan tidak menyenangkan di sekolah dasar hingga penolakan di sejumlah sekolah kejuruan saat remaja, tekad Uga untuk terus belajar tidak pernah padam. Perubahan besar datang ketika ia diterima di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, tempat ia menemukan lingkungan belajar yang lebih terbuka.

1. Lingkungan seni jadi titik balik

ilustrasi seni rupa murni (pexels.com/Markus Spiske)

Di kampus seni, Uga untuk pertama kalinya terbebas dari bullying. Ia juga berinteraksi dengan mahasiswa asing dari berbagai negara, mulai dari Eropa Timur hingga Asia. Meski awalnya canggung, perlahan ia mulai percaya diri untuk berbincang dengan mereka. Pengalaman ini menjadi titik balik penting dalam perjalanan sosial dan intelektualnya.

Setelah lulus sarjana, Uga melanjutkan studi ke Program Magister Pendidikan Luar Biasa di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) atas arahan dosen FBSB UNY, Dr. Hajar Pamadhi. Di sinilah ia semakin fokus memperjuangkan ruang ekspresi bagi anak-anak autis.

2. Tesis tentang seni sebagai media terapi

ilustrasi pameran seni (Unsplash/@muhraufan)

Dalam studi magisternya, Uga meneliti pameran seni rupa bertajuk I’M POSSIBLE: Ekspresikan Dirimu yang melibatkan anak autis sebagai pelaku kreatif. Penelitiannya berjudul Respon Anak Autis Terhadap Kegiatan Pameran Seni Rupa I’M POSSIBLE: Ekspresikan Dirimu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan anak autis dalam pameran seni memberikan dampak positif. Mereka lebih percaya diri, terlatih konsentrasi, mampu menyalurkan emosi, sekaligus meningkatkan interaksi sosial. Seni rupa terbukti berfungsi sebagai sarana komunikasi, terapi, serta memperkaya pengalaman estetis anak.

3. Lulus magister dengan dukungan penuh

Anugrah Fadly Kreato Seniman (uny.ac.id)

Pada Wisuda UNY periode Agustus 2025, Uga resmi meraih gelar Magister Pendidikan Luar Biasa dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,45. “Seni dan pendidikan adalah jalan pengabdian saya,” ungkapnya. “Saya ingin agar anak-anak autistik memiliki ruang yang luas untuk mengekspresikan diri, didengar, dan dihargai,” tambahnya dilansir laman resmi UNY.

Keberhasilannya tidak lepas dari dukungan dosen, teman sebaya, serta Pusat Studi Disabilitas UNY yang dipimpin Prof. Dr. Ishartiwi. Lembaga ini menyediakan pendampingan, layanan aksesibilitas, serta dukungan moral yang sangat berarti baginya. Dosen pembimbing tesis, Dr. Sukinah, juga menyampaikan rasa syukur bisa mendampingi Uga hingga meraih gelar magister.

Uga menegaskan bahwa capaian akademiknya bukan hanya prestasi pribadi, melainkan simbol perjuangan menghadapi keterbatasan. Angka IPK yang diraih disebutnya sebagai bukti keteguhan hati.

Meski baru saja lulus magister, Uga masih menyimpan cita-cita besar. Ia berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang doktoral sekaligus terus memperjuangkan ruang ekspresi yang lebih luas bagi anak-anak autistik melalui seni.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team