ilustrasi kehidupan sosial (pexels.com/Ikhsanico Henda Pratama)
Meski zaman sekarang pelaksanaannya lebih sederhana, namun tetap bernilai budaya istimewa. Tradisi ini sekaligus sebagai ajang silaturahmi antarkeluarga dan warga sekitarnya. Berkumpul dalam suasana gembira penuh keakraban.
Saling bersyukur dan mendoakan bayi yang baru lahir agar menjadi kebanggan keluarga dan bangsa. Ajaran baiknya juga masih terasa seperti mengingatkan manusia senantiasa bersyukur dalam hidupnya. Ini mencerminkan budaya Jawa, kebahagiaan satu keluarga juga jadi kebahagiaan yang lainnya.
Adanya pelaksanaan tersebut juga sebagai sarana menjaga tali persaudaraan, dan terus berbuat baik kepada lingkungan. Warga yang hadir bisa semakin mempererat hubungan baiknya, menciptakan harmoni indah dalam kehidupan bermasyarakat.
Di sisi lain, dengan mempertahankan tradisi ini juga wujud tindakan mencintai budaya sendiri. Inilah yang perlu dilakukan generasi sekarang sehingga warisan nenek moyang tidak hilang karena ada perubahan zaman.
Sajian bubur khas dalam tradisi kelahiran bayi adalah simbol rasa syukur, kebersamaan yang menyenangkan, dan keterhubungan manusia dengan Tuhan. Semoga tradisi jenang lemu terus hidup di tengah kemajuan zaman, dan kesibukan masyarakat karena jadi pengingat hal-hal yang memberi dampak baik untuk diri dan sekitarnya.