Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Thomas Dian, pegiat low cost culture (IDN Times/Dyar Ayu)

Yogyakarta, IDN Times – Gelombang covid-19 yang melanda dunia memberikan pengaruh pada gaya hidup. Dimana awalnya tak pernah berpikir panjang mengenai gizi yang terkandung pada makanan, kini berusaha menyantap makanan sehat. Atau yang semula malas bergerak, sekarang mempunyai hobi baru berolahraga.

Di saat pandemik, salah satunya olahraga yang mencuri perhatian adalah bersepada, yang menjadi tren baru di Yogyakarta. Termasuk salah satunya adalah Thomas Dian, lelaki yang bekerja d bidang digital marketing tersebut mulai bersepeda. Kantor tempatnya bekerja yang mengusung konsep work from home, akhirnya memberikannya banyak waktu untuk bersepeda. 

 

1. Mengusung konsep low cost culture untuk mendapatkan sepeda yang nyaman, tapi tetap murah

Salah satu sepeda rakitan Thomas Dian (IDN Times/Dyar Ayu)

Tren bersepeda di awal pandemi menarik hati Thomas dan beberapa temannya tak langsung membeli sepeda baru. Terdapat kesepakatan mereka akan membuat sepeda sendiri dengan tenggat waktu yang sudah disepakati bersama. “Pokoknya bikin yang semurah mungkin, tapi tetap bagus,” ujar Thomas saat ditemui pada Sabtu (27/08/2022) lalu.

Thomas dan teman-teman akhirnya membuat konsep low cost culture. Berawal dari membeli sebuah sepeda bekas seharga Rp200 ribu melalu grup jual-beli barang bekas di Facebook yang lantas dibenahi hingga seperti baru lagi.

“Terus ya lihat di YouTube caranya, belajar jadi mekanik. Coba hunting spare part segala macam. Akhirnya bikin sendiri dan merakit sendiri. Dengan harga terjangkau, tapi hasilnya bagus” kisahnya.

2. Berawal membuatkan sepeda untuk istri, satu demi satu pesanan menghampiri

Editorial Team

Tonton lebih seru di