Tayang di Jogja, Film Believe Angkat Sisi Humanis Tentara

- Film Believe mengangkat sisi humanis prajurit, istri, dan anak-anak mereka yang berjuang di medan laga dan dalam hati masing-masing.
- Keterlibatan TNI dalam proses pengerjaan film untuk menunjang akurasi konteks tahun saat itu, serta munculnya tokoh Prabowo Subianto dalam film ini.
- Pemeran Agus dan Abel menghadapi tantangan belajar menembak dan bahasa Portugis Timor Timur untuk perannya dalam film ini.
Sleman, IDN Times – Film Believe - Takdir, Mimpi, Keberanian mendapat sambutan meriah para penonton di XXI Ambarrukmo Plaza, Sabtu (26/7/2025). Film ini tidak hanya menceritakan peperangan, namun cerita dibalik peperangan itu, keluarga dan romansa.
Film Believe diangkat berdasar kisah nyata perjuangan prajurit yang ditugaskan dalam Perang Seroja tahun 1975, hingga misi ke ke Timor Timur tahun 1995 dan 1999. Film dari rumah produksi Bahagia Tanpa Drama itu diangkat dari buku biografi berjudul “Believe – Based on a true story about Faith, Dream, and Courage” yang disusun oleh Valent Hartadi dan tim. Sementara itu film ini disutradarai Rahabi Mandra & Arwin Tri Wardhana.
“Ini idenya memang dari buku yang judulnya sama, cerita tentang Agus Subiyanto, Panglima TNI. Pesan dari film ini untuk mengingatkan bahwa ada pahlawan-pahlawan yang perlu diingat. Perjuangan tidak hanya ke perang, tetapi istri yang menunggu dengan kesetiaan. Mengangkat cinta bapak dan anak juga,” kata Arwin, saat konferensi pers, Sabtu (26/7/2025).
1. Angkat sisi humanis prajurit

Film ini mengangkat sisi humanis dari para prajurit, istri, dan anak-anak mereka yang tak hanya berjuang di medan laga, tetapi juga di dalam hati masing-masing. Believe mengangkat tokoh utama Agus yang diperankan Ajil Ditto. Agus tumbuh di bawah didikan keras ayahnya, Serka Dedi.
Hubungan mereka dingin dan berjarak, tapi penuh harapan terpendam. Saat Agus memilih mengikuti jejak sang ayah menjadi prajurit, ia justru menemukan makna cinta, keberanian dan pengorbanan yang tak pernah ia pahami sebelumnya.
Believe tidak sekedar menghadirkan ledakan dan ketegangan khas film laga perang. Di balik aksi dan perjuangan, terselip kisah keluarga yang mengaduk emosi. Tentang seorang ayah yang mencintai dalam diam, dan seorang anak yang baru memahami arti pengorbanan setelah melalui jalan yang sama.
Saat disinggung mengenai minimnya film action Indonesia, Arwin mengatakan untuk menggarap film action memang memerlukan biaya yang tidak sedikit. “Jadi triknya harus oke, ceritanya oke. Harus ada treatment khusus memang,” kata Arwin.
2. Keterlibatan TNI hingga munculnya tokoh Prabowo

Dalam film ini juga melibatkan TNI dalam proses pengerjaannya. Pelibatan ini untuk menunjang akurasi dengan konteks tahun saat itu. Anggota TNI dilibatkan sebagai narasumber dalam penggerapan film ini. “Terlibat sebagai supervisi seragam, pergerakan 75-90an kan beda. Tentara kita butuhkan sebagai narasumber. Beberapa jadi pasukan ada tentara beneran ikut main,” ujar Arwin.
Sosok orang yang memerankan Prabowo Subianto juga ditampilkan dalam film ini. Arwin menegaskan adanya sosok Prabowo karena Prabowo saat itu memang ada di Kopassus. “Danjen Kopassus meamang saat itu. Tidak ada titipan, malah mungkin belum tahu ada film ini,” ungkap Arwin.
3. Cerita para pemain

Ajil sebagai pemeran Agus menceritakan pengalamannya harus belajar menembak dalam waktu yang cukup singkat, sekitar 45 hari. “Sempat cedera juga hari ketiga syuting sudah cedera, karena langsung guling-guling, tengkurep,” cerita Ajil.
M Iqbal Sulaiman, pemeran Abel mengatakan tantangan yang ia hadapi saat belajar bahasa Portugis Timor Timur. “Walaupun kalimat sama, kalau intonasi beda, artinya terkadang beda,” ungkap Iqbal.
Hingga hari ini Believe telah ditonton oleh 272.188 penonton. Film ini menjanjikan aksi menegangkan, namun unsur drama film ini juga berhasil membuat penontonnya menangis, bahkan tertawa, terbawa dalam realitas hidup prajurit dan keluarganya.