Gunungkidul, IDN Times - Film KKN di Desa Penari sukses meraih lebih dari enam juta penonton. Yang menarik, proses syuting film ini memanfaatkan rumah milik warga di Padukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul.
Usai disewa untuk syuting, rumah milik Ngadiyo tersebut menyisakan cerita mistis bagi warga sekitar. Mulai dari rumah yang tidak laku-laku saat dijual, sampai sang pemilik tak lagi menempati rumahnya karena sakit-sakitan.
Ketua RT 2, RW 1, Padukuhan Ngluweng, Chasanah, mengatakan rumah milik Ngadiyo tersebut disewa selama kurang lebih satu bulan untuk syuting film KKN di Desa Penari. Selama syuting film tersebut sang pemilik rumah tidak lagi tinggal di rumahnya.
"Ya memang selama proses syuting Pak Ngadiyo tak lagi tinggal di rumahnya," katanya, Rabu (18/5/2022).
Menurut Chasanah, setelah syuting selesai Ngadiyo kembali menempati rumahnya. Namun, tak lama berselang, Ngadiyo meninggalkan rumahnya karena ada perasaan takut.
"Sekitar satu tahun ini Pak Ngadiyo tak lagi menempati rumahnya," ucapnya.
"Ya alasannya sakit gitu, kan anaknya jauh dari rumah Pak Ngadiyo untuk mengurusinya, sehingga timbul perasaan takut," tambahnya lagi.
Setelah tak lagi menempati rumahnya, kata Chasanah, Ngadiyo mencoba untuk menjual rumahnya. Namun sampai hari ini rumah tersebut belum juga laku.
"Iya mau dijual, tapi sepertinya sampai saat ini laku atau belum saya tidak tahu detailnya," tuturnya.
Tentang cerita mistis dari rumah Ngadiyo, Chasanah tidak mengetahui secara detailnya karena belum pernah mengalaminya. Namun cerita dari warga selama rumah kosong terdengar lantunan ayat-ayat suci di malam-malam tertentu.
"Saat malam tertentu terdengar suara pengajian, namun malam tertentu, ya. Tapi kejadian itu saat rumah tak lagi ditempati pemiliknya. Tapi itu kata warga, dan saya tidak pernah mendengarnya langsung," ungkapnya.
Sementara tetangga dekat Ngadiyo, Danuri mengatakan Ngadiyo sudah lama tidak tinggal lagi di rumahnya. Nagadiyo sendiri mengalami sakit dan memilih tinggal bersama anaknya di Kalurahan Banaran, Kapanewon Playen.
"Ya sudah sekitar satu setengah tahun ini tinggal bersama anaknya. Untuk kabar rumah berbentuk limasan mau dijual. Mungkin karena rumahnya menjadi seram. Dulu yang tinggal di rumah itu Pak Ngadiyo dan istrinya. Setelah syuting selesai Pak Ngadiyo sakit-sakitan dan tinggal bersama anaknya di Banaran," tuturnya.