Sri Wulaningsih, Wanita Inspiratif di Balik Komunitas Merkids Klaten

Berperan di bidang sosial membantu masyarakat kurang mampu

Masih banyak masyarakat kurang mampu secara ekonomi belum terjangkau bantuan yang diberikan pemerintah. Hal ini yang mendorong Sri Wulaningsih, seorang perempuan yang berprofesi sebagai petani jamur turut mengambil inisiatif membantu masyarakat yang membutuhkan melalui sebuah komunitas sosial di Klaten.

1. Merkids Klaten menjadi komunitas sosial tempat Wulan melakukan kegiatan sosialnya

Sri Wulaningsih, Wanita Inspiratif di Balik Komunitas Merkids KlatenDok. pribadi Merkids Klaten

Komunitas tersebut bernama Merkids Klaten, dan wanita yang kerap dipanggil Wulan ini merangkap tugas sebagai seorang koordinator wilayah, sekretaris, bendahara dan bagian dokumentasi dalam berbagai kegiatan sosial yang dilakukan Merkids Klaten.

Merkids Klaten adalah kembangan sayap dari komunitas sosial Merkids Jogja yang didirikan oleh mantan preman bernama Hasannudin atau yang biasa Wulan panggil sebagai Ndan Hamer.

Wulan bercerita bahwa Merkids Klaten baru berdiri pada 20 Februari 2020 lalu, sedangkan Merkids Jogja sudah berdiri sekitar 20 tahun lalu.

Merkids memiliki semboyan S3 dan dilambangkan dengan salam 3 jari yang berarti salam seduluran saklawase (salam persaudaraan selama-lamanya).

Baca Juga: Gadis Pramurukti Jenazah COVID-19, Sehari Tangani Tiga Korban Pandemi

2. Beragam kegiatan sosial dilakukan Wulan di tengah pandemik COVID-19

Sri Wulaningsih, Wanita Inspiratif di Balik Komunitas Merkids KlatenWulan memberikan bantuan kepada lansia - Dok. pribadi Merkids Klaten

Pandemik COVID-19 yang semakin meluas tak menyebabkan Wulan kehabisan ide dalam berkegiatan sosial. Mulai dari pembagian masker gratis, penyemprotan disinfektan di tempat umum, hingga membagikan bantuan sembako. Kegiatan ini dilakukan setiap minggunya kepada masyarakat terdampak COViD-19 menjadi kesibukan sendiri bagi Wulan dan anggota komunitasnya.

Bahkan dari awal komunitas ini terbentuk, Wulan melalui Merkids Klaten juga sudah melakukan kegiatan sosial yang tak kalah bermanfaat, seperti memberi bantuan untuk anak yatim piatu, janda, lansia, dan duafa; memberi bantuan ke pondok pesantren, musala dan masjid; memberi bantuan kursi roda, membagikan nasi untuk gelandangan dan orang gila; membersihkan makam yang terbengkalai; penanaman pohon; penyelamatan sampah plastik; hingga membantu lansia atau pedagang kecil yang ditemuinya di jalan.

"Setiap di jalan bertemu dengan lansia atau pedagang kecil, kita selalu berhenti untuk ngobrol-ngobrol dan sedikit menyisihkan rezeki untuk mereka," ucap Wulan saat dihubungi oleh IDN Times, Selasa (21/4). 

Wulan juga mengatakan bahwa apa pun kegiatan yang bentuknya bakti sosial dia beserta komunitasnya siap untuk melakukannya.

3. Kegiatan sosial menjadi semacam candu bagi Wulan

Sri Wulaningsih, Wanita Inspiratif di Balik Komunitas Merkids KlatenWulan saat memberi bantuan orang yang membutuhkan - Dok. pribadi Merkids Klaten

Wulan mengaku bahwa awal mula dirinya terjun ke segala aktivitas sosial ini bermula dari kegiatan mengisi waktu luang dengan mengadakan bantuan ke kaum duafa dan yatim piatu. Namun setelah rutin dilakukan, ternyata kegiatan sosial ini menjadi sebuah candu bagi Wulan untuk terus melakukannya.

"Ada kepuasan tersendiri saat kita bisa membantu. Melihat senyum dan air mata mereka menjadi sebuah kekuatan tersendiri untuk kami untuk terus berusaha. Membuat hidup lebih hidup," ucap Wulan.

Melalui kegiatan sosial ini, Wulan juga merasakan bahwa hatinya terasa kosong dan hidup rasanya tidak ada gunanya jika tidak dibarengi dengan aktivitas sosial.

Baca Juga: PSS Lelang Jersey untuk Beli APD Tenaga Kesehatan 

4. Masyarakat kurang mampu antusias menyambut bantuan yang diberikan

Sri Wulaningsih, Wanita Inspiratif di Balik Komunitas Merkids KlatenWulan dan tim bersama anggota kepolisian - Dok. pribadi Merkids Klaten

Menurut Wulan, tanggapan masyarakat terhadap Merkids Klaten yang kini jumlah anggotanya sekitar 60 orang ini sangat luar biasa. Masyarakat selalu menerima kehadiran para anggota komunitas dengan baik, bahkan masyarakat ikut mendukung setiap kegiatan yang dilakukan.

"Setiap kita datang, warga selalu berkumpul menyambut," ucap Wulan.

Sedangkan dana bantuan yang disalurkan selama kegiatan sosial ini dilakukan berasal dari iuran para anggota, donatur, dan Ndan Hamer melalui Merkids Jogjanya.

Wulan juga menjelaskan bahwa kegiatan sosial yang dilakukan Wulan bersama komunitasnya juga selalu dikoordinasikan dengan RT, RW, lurah, dan polsek setempat.

Wulan sendiri mengatakan, ke depannya Merkids Klaten akan melakukan kegiatan sosial lainnya lagi yakni mengadakan benah rumah dan bedah rumah untuk warga yang tidak ter-cover pemerintah, jambanisasi, dan tetap melakukan pembagian bantuan sembako untuk warga yang tidak mampu.

5. Wulan bisa menjadi sosok inspiratif bagi wanita Indonesia

Sri Wulaningsih, Wanita Inspiratif di Balik Komunitas Merkids KlatenWulan saat bertani jamur dan saat betugas di Merkids Klaten - Dok. pribadi Merkids Klaten

Selain disibukkan dengan kegiatan sosial, Wulan sendiri masih meneruskan usaha jamurnya demi kehidupan keluarga kecilnya.

Dari kisah Wulan kita belajar bahwa tak ada alasan untuk tidak berbagi kepada sesama manusia apa pun kondisi kita, apa pun gender kita, dan siapa pun orang yang harus kita bantu. 

"Melakukan hal kecil dengan cinta yang besar untuk sesama," menjadi pesan yang diucapkan Wulan untuk mengajak semua orang agar jangan ragu menunjukkan peran aktif di lingkungan masyarakat khususnya bagi wanita.

Baca Juga: Suarakan Kehidupan Perempuan, Ini 6 Film Terbaik Indonesia  

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya